Harga Bitcoin Jeblok 5 Persen, Kini Berada di Level USD 29.300
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 22 Januari 2021 11:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin jeblok ke level terendah hampir tiga minggu pada perdagangan hari ini, Jumat, 22 Januari 2021. Kejatuhan Bitcoin disebabkan aksi ambil untung dan kekhawatiran tentang peraturan tambahan mendorong mata uang kripto itu menuju kerugian mingguan lebih dari 15 persen.
Pada hari ini Bitcoin tercatat jatuh hampir lima persen menjadi US$ 29.300 atau sekitar Rp 411,5 juta (asumsi kurs Rp 14.044 per dolar AS) di awal sesi perdagangan Asia. Artinya, Bitcoin mencapai level terendah sejak 4 Januari 2021 dan sekitar 30 persen di bawah rekor tertinggi US$ 42.000 atau Rp 589,9 jutaan yang dicapai dua minggu lalu.
Sementara di pasar mata uang kripto global semalam, Bitcoin anjlok 9,1 persen menjadi US$ 32.247. Pelemahan Bitcoin dan semakin jauh dari rekor tertinggi sebelumnya terjadi seiring kekhawatiran para pedagang akan regulasi AS yang lebih ketat.
Sebelumnya, tim analis JPMorgan Chase & Co memperkirakan cryptocurrency akan tertekan oleh eksodus investor yang mengikuti tren jika tidak menembus level US$ 40.000 segera.
Pola permintaan Bitcoin berjangka dan Grayscale Bitcoin Trust senilai US$22,9 miliar, atau reksa dana dengan underlying asset cryptocurrency, akan membantu menentukan prospek harga Bitcoin.
<!--more-->
Data Bloomberg pada Senin lalu, 18 Januari 2021 menunjukkan Bitcoin merosot sekitar 4 persen ke level US$ 35.100. Sementara itu, Indodax.com mencatat harga Bitcoin berada pada level Rp 502,7 juta pada pukul 12.58 WIB, setelah sempat melemah hingga Rp 496 juta.
"Aliran ke Grayscale Bitcoin Trust kemungkinan akan perlu berada di atas US$ 100 juta per hari selama beberapa hari dan pekan mendatang agar investor tidak lari dari kelas aset ini," tulis tim analis termasuk Nikolaos Panigirtzoglou, seperti dikutip Bloomberg pada Senin, 18 Januari 2021.
Pelaku pasar yang mencari petunjuk mengenai selera investor terhadap aset berisiko telah dicengkeram oleh reli Bitcoin yang luar biasa dan penurunan 12 persen yang menyusul setelahnya pada 8 Januari 2021.
Sebenarnya masih belum jelas apa yang mendorong harga Bitcoin hingga melonjak hampir empat kali lipat selama setahun terakhir. Analis sebagian besar mengatakan penguatan ini dipicu oleh pelaku pasar harian, pemodal besar, hedge fund, investor institusional, dan bahkan tanda-tanda ketertarikan dari investor jangka panjang seperti perusahaan asuransi.
Di sisi lain, para pendukung Bitcoin berpendapat penguatan terjadi karena aset ini mulai dianggap matang sebagai aset lindung nilai terhadap pelemahan dolar AS dan kemungkinan kenaikan inflasi karena pemulihan ekonomi global.
ANTARA | BISNIS
Baca: Tanya Jawab Soal Bitcoin, Elon Musk Berminat Borong Uang Digital?