Petugas memeriksa serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Posko Sar Bersama Sriwijaya Air di Terminal JICT 2, Jakarta, Kamis, 21 Januari 2021. Operasi pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2021 resmi dihentikan setelah sebelumnya diperpanjang sebanyak dua kali. TEMPO/Muhammad Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melanjutkan proses pencarian cockpit voice recorder (CVR) milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Pencarian tetap dilakukan sekalipun pada hari ini, Kamis, 21 Januari 2021, operasi SAR untuk pencarian korban jiwa telah resmi dihentikan.
"Ini sebagai tanggung jawab kami untuk melakukan investigasi," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dalam konferensi pers di posko evakuasi di Terminal JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis, 21 Januari 2021.
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu, 9 Januari 2021.Pesawat rute Jakarta-Pontianak itu hilang kontak pukul 14.40 WIB.
Pesawat Sriwijaya Air itu membawa 62 orang. Sebanyak 50 orang merupakan penumpang dan 12 lainnya adalah kru. Pesawat semestinya dijadwalkan tiba di Pontianak pukul 15.50 WIB.
Hingga hari terakhir operasi SAR, tim evakuasi telah mengumpulkan 324 kantong jenazah. Dari jumlah itu, 43 jenazah sudah teridentifikasi.
Komponen untuk keperluan investigasi yang sudah ditemukan baru Flight Data Recorder (FDR). Sehingga, fokus pencarian setelah itu yaitu CVR. Nantinya, KNKT juga masih akan dibantu oleh penyelam dari TNI Angkatan Laut. <!--more--> Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Abdul Rasyid hadir mewakili Kepala Staf TNI Angkatan Laut. Menurut dia, sejumlah Kepala Republik Indonesia (KRI) dan penyelam masih akan membantu pencarian CVR ini.
Bahkan, meski operasi tim SAR untuk pencarian korban Sriwijaya Air SJ-182 telah dihentikan, Abdul menyebut TNI tetap ada di laut. Saat ini, lima sampai enam KRI sudah diberi perintah. "Tetap mencari korban sekecil apapun," kata dia.