Calon Menkeu Pilihan Joe Biden Janet Yellen Sebut Tak Akan Intervensi Dolar AS

Rabu, 20 Januari 2021 07:08 WIB

Presiden Amerika Terpilih Joe Biden menunjuk Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan Amerika yang baru (Sumber: Reuters)

TEMPO.CO, Jakarta - Calon menteri keuangan pilihan presiden terpilih Joe Biden, Janet Yellen, menyatakan bahwa dirinya siap untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Negeri Amerika Serikat dengan membuka lapangan kerja hingga meningkatkan investasi.

Hal itu disampaikan Yellen di depan Komite Keuangan Senat AS, Selasa, 19 Januari 2021. Ia dengan tegas menjawab berbagai isu yang diarahkan kepada dirinya soal hubungan AS dan Cina, tingkat pengangguran, kebijakan pasar keuangan dan lain sebagainya.

Saat itu, sejumlah senator terutama dari partai yang mengusung Biden, Demokrat, menyampaikan pujian dan dukungan kepada mantan gubernur bank sentral AS tersebut.

Yellen yang pernah memimpin Federal Reserve menegaskan nilai dolar AS dan mata uang lainnya harus ditentukan oleh pasar. "Pasar menyesuaikan untuk mencerminkan variasi dalam kinerja ekonomi dan umumnya memfasilitasi penyesuaian dalam ekonomi global," kata Yellen ketika ditanya tentang kebijakan dolar pemerintahan mendatang.

Banyak pihak juga meyakini Yellen akan menegaskan komitmen Amerika Serikat terhadap nilai tukar mata uang asing yang ditentukan pasar. Ia menyebutkan bahwa Amerika Serikat tidak mencari posisi dolar yang lebih lemah, dilansir dari Wall Street Journal yang mengutip salah satu pejabat tim transisi Biden.

Advertising
Advertising

“Amerika Serikat tidak mencari mata uang yang lebih lemah untuk mendapatkan keunggulan kompetitif,” ujar sumber anonim tersebut. “Kita harus menentang upaya-upaya negara lain untuk melakukannya."

Jika Yellen akhirnya menjabat, ia akan menjadi menteri keuangan AS perempuan pertama. Namun, ini bukan kali pertama Yellen mendapat status 'pertama'.

<!--more-->

Di Federal Reserve, Yellen adalah gubernur perempuan pertama. Tak heran, banyak pihak yang menjadikannya ikon feminis di dunia ekonomi. Namun, banyak pihak yang bertanya siapa sebenarnya sosok Janet Yellen ini.

Dikutip dari BBC, Janet Yellen lahir pada 1946 di Brooklyn, New York. Ayahnya berprofesi sebagai seorang dokter dan ibunya bekerja sebagai guru.

Saat sekolah, Yellen merupakan murid berprestasi di bidang matematika. Dia kemudian mengganti minatnya ke ekonomi karena dinilai lebih berguna secara praktis dalam kehidupan.

Saat kuliah untuk mendapat gelar doktor di Yale University, dia dibimbing oleh James Tobin. Tobin merupakan pemenang Nobel yang terkenal dengan idenya tentang perpajakan. Seusai menyelesaikan kuliah, Yellen bekerja sebagai asisten profesor di Harvard pada 1971. Sewaktu dia bekerja di The Fed dia juga seorang profesor di University of California, Berkeley, AS.

Janet Yellen menikah dengan George Arkerlof, pemenang Nobel bidang ekonomi yang ditemuinya saat bekerja sebagai peneliti di The Fed pada medio 1970-an. Mereka dikaruniai seorang anak laki-laki yang saat ini bekerja sebagai profesor ekonomi.

BISNIS

Baca: Terseret Pidato Yellen, Saham Amerika Serikat Ditutup Bervariasi

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

14 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

22 jam lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

1 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

2 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya