Alasan Menkes Budi Gunadi Sadikin Menyegerakan Pengadaan Vaksin Covid-19

Minggu, 17 Januari 2021 19:51 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, sebelum melakukan pertemuan tertutup terkait tim khusus pengawasan vaksin Covid-19 dengan pimpinan KPK di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 8 Januari 2021. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin membeberkan alasan menyegerakan pengadaan vaksin Covid-19 masuk Indonesia. Alasannya, produksi vaksin dunia saat ini tidak sebesar kebutuhan yang ada.

"Saya sampaikan penduduk dunia 7,8 miliar, jadi kalau 70 persen herd immunity itu 5,5 miliar penduduk. Kalau masing-masing butuh dua dosis, itu jadi dibutuhkan dunia 11 miliar dosis," kata Budi Gunadi dalam webinar Institut Pertanian Bogor Ahad, 17 Januari 2021.

Padahal, kata dia, kapasitas vaksin dunia cuma sekitar 6,2 miliar dan itu sudah termasuk produksi vaksin yang ada, seperti cacar, polio, rubela, dan TBC. Karena itu, menurut hitung-hitungan jurnal luar negeri yang ia baca, produksi vaksin Covid-19 hanya 3,2 miliar, padahal kebutuhan 11 miliar.

"Jadi untuk negara-negara berkembang, kalau mereka telat order vaksinnya, dia butuh 3,5 tahun untuk bisa memvaksinasi," ujar Menkes.

Budi menuturkan sampai November tahun lalu, negara maju sudah tau tentang hal tersebut. Negara-negara maju, itu kata dia, sudah memesan atau booking lebih dulu 4,2 juta persediaan vaksin Covid-19.

Artinya, kata dia, 18 bulan kapasitas produksi sudah dipesan negara-negara maju.
<!--more-->
"Jadi kalau ada negara berkembang Pakistan, Bangladesh yang ratusan juta penduduknya, mereka sadar musti beli vaksin, mereka musti nunggu dulu 18 bulan baru kebagian produksi vaksin," kata dia.

Kalau di Indonesia menunggu selama itu, menurut Budi, akan sangat tinggi angka kematian yang terjadi akibat Covid-19. Hal tersebut, yang menjadi sebab Indonesia mengikuti gerakan negara-negara maju untuk bisa mengamankan vaksin lebih dulu.

Dia mengatakan Indonesia sudah mengamankan atau memesan sekitar 600 ribu vaksin dari empat negara yang memproduksi vaksin.

"Yang ada masing-masing 100 ribuan vaksin untuk 100 juta dosis dari kebutuhan 426 juta dosis. Dari negara-negara yang berbeda," ujar Budi soal vaksin Covid-19.

HENDARTYO HANGGI

Baca juga: Perlu Tambahan Rantai Dingin Vaksin Covid, Menkes Bakal Gandeng BUMN dan Swasta

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

5 jam lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

8 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

17 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

17 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

24 hari lalu

Pesan Menkes buat Pemudik, Hindari 3 Masalah Kesehatan Ini

Menkes mengatakan tiga masalah kesehatan berikut bisa muncul ketika pemudik terlalu memaksakan diri sehingga membahayakan keselamatan.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

31 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

31 hari lalu

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

Pemerintah membeberkan awal mula Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bumi Serpong Damai (BSD) masuk ke daftar PSN.

Baca Selengkapnya