Perlu Tambahan Rantai Dingin Vaksin Covid, Menkes Bakal Gandeng BUMN dan Swasta

Sabtu, 16 Januari 2021 18:53 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (dua kiri) meninjau penanganan korban gempa di Rumah Sakit Regional Sulbar, Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu, 16 Januari 2021. ANTARA FOTO/Akbar Tado

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kapasitas rantai dingin dan lemari pendingin untuk mendukung vaksinasi saat ini baru mencapai 100-150 juta vaksinasi per tahun. Fasilitas itu digunakan dalam program vaksinasi anak, misalnya untuk vaksinasi difteri, tuberkulosis, rubella, cacar, hingga polio.

Dengan adanya program vaksinasi Covid-19, ia mengatakan kapasitas tersebut perlu ditambah. "Zaman orde baru dulu, puskesmas yang ada sudah dilengkapi dengan cold chain logistic yang lumayan bisa menghandle 100-150 juta per tahun. Sekarang isunya kita harus tambah itu 426 juta atau lima kali lipat," ujar dia dalam webinar Ikatan Alumni ITB, Sabtu, 16 Januari 2021.

Saat ini, Budi berujar pemerintah tengah menaksir kapasitas rantai dingin di daerah untuk memastikan kemampuan dalam menampung vaksin Covid-19. Menurut dia, kapasitas di daerah bermacam-macam, ada uang mampu memuat kebutuhan vaksin Covid-19, ada pula yang tidak.

"Yang tidak, itu akan kami ganjal melalui kerjasama dengan perusahaan swasta atau BUMN yang memiliki kapasitas untuk logistik dingin," tutur Budi.

Sebelumnya, dalam rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat, Budi mengaku agak panik lantaran ada hambatan dalam distribusi vaksin Covid-19.

Advertising
Advertising

<!--more-->

"Kami kemarin terbuka aja. Pertama 1,2 juta vaksin, ternyata delapan provinsi enggak bisa menampung. Terus terang kami agak panik. Karena kapasitas mereka sudah penuh dan di kita enggak terdaftar itu penuh," ujar Budi dalam rapat bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 13 Januari 2020.

Budi mengatakan distribusi dari tingkat provinsi ke fasilitas kesehatan tidak bisa dipantau secara langsung layaknya distribusi dari PT Bio Farma (Persero) ke provinsi. Padahal, tutur dia, suhu vaksin harus terus dijaga.

"Di Bio Farma kita bisa lihat at anytime, detik by detik, secara online kemana bergerak suhu keliatan. Tapi begitu serah terima ke provinsi, data itu hilang," ujar Budi.

Ia mengatakan pemantauan tersebut tidak bisa dilakukan lantaran infrastrukturnya belum siap secara merata di 34 provinsi."Jadi dari provinsi ke kabupaten-kota, dari kabupaten-kota ke puskesmas, kita harus bergantung ke sistem manual."

Padahal, sistem manual di setiap wilayah pun, menurut dia, bervariasi tergantung perhatian pemeritah setempat. Artinya, ada sistem yang terjaga baik, ada pula yang tidak diperhatikan.

<!--more-->

"Yang saya khawatir, kalau logistik ini enggak baik, kita enggak tahu sampai sana (vaksin) masih bagus atau rusak," ujar Menkes. Untuk itu, ia mengatakan akan mencari cara untuk menyelesaikan mekanisme distribusi tersebut pada pekan ini.

BACA: Soal Vaksin Mandiri, Menkes: Jangan Sampai Ada Narasi Orang Kaya Dapat Duluan

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

6 jam lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

1 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

2 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

2 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

3 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

6 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

6 hari lalu

Waka BIN Apresiasi Generasi Muda Hindu dalam Acara Dharma Santi Nasional

Wakil Ketua Badan Itelijen Negara (BIN) I Nyoman Cantiasa mengapresiasi acara puncak Dharma Santi Nasional Hari Suci Nyepi Saka 1946.

Baca Selengkapnya