Bakamla Terjunkan 3 Kapal untuk Cari Sriwijaya Air di Pulau Lancang
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Martha Warta Silaban
Sabtu, 9 Januari 2021 18:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Keamanan Laut atau Bakamla menerjunkan tiga kapal patroli untuk mencari puing jatuhnya pesawat Sriwijaya Air yang diduga jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, Sabtu, 9 Januari 2021.
"Kami terjunkan dua kapal patroli kecil dan satu kapal besar pukul 17.30 WIB," ujar Direktur Operasi Laut Laksma Bakamla Suwito saat dihubungi Tempo, Sabtu, 9 Januari 2021.
Baca Juga: Sriwijaya Air Diduga Hilang Kontak 4 Menit Setelah Lepas Landas
Suwito mengatakan dua kapal patroli mengangkut 40 personel berangkat dari Dermaga Pintu Air, Gedung Pompa Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara. Sedangkan satu kapal lainnya berangkat dari Pelabuhan Batam.
"Kami akan berkomunikasi terus dengan Basarnas," ujar Suwito. Ia menjelaskan lembaganya mengutamakan unsur kecepatan dalam melakukan operasi. Bila dibutuhkan, ia menyebut akan menerjunkan satu kapal lain dari Natuna.
Maskapai Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY182 diduga hilang kontak saat mengudara di atas perairan Kepulauan Seribu dengan ketinggian 11-13 ribu kaki. Sriwijaya Air diduga hilang kontak pada pukul 14.40 WIB kala lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Pontianak.
Manajemen Sriwijaya tengah berkomunikasi dengan otoritas penerbangan untuk menginvestigasi kabar hilangnya kontak. "Kami akan segera mengeluarkan pernyataan resmi setelah mendapatkan informasi yang sebenarnya," ucap manajemen.
Berdasarkan manifes yang diterima Tempo, maskapai disinyalir mengangkut 56 penumpang. Pesawat membawa 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Menurut informasi, maskapai dijadwalkan lepas landas pukul 13.25 WIB dan tiba di lokasi pukul 15.00 WIB. Namun pesawat mengalami keterlambatan. Sehingga, pesawat lepas landas pukul 14.14 WIB dan semestinya tiba pukul 15.50 WIB.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan, Adita Irawati, mengatakan saat ini Kementerian tengah menggelar investigasi dan berkoordinasi dengan BASARNAS dan KNKT. "Kami akan menyampaikan informasi lebih lanjut jika sudah ada perkembangan lain," katanya.