Rp 75,94 T Uang Negara Diguyurkan ke BUMN pada 2020, Siapa Dapat Paling Banyak?
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Kodrat Setiawan
Jumat, 8 Januari 2021 18:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang 2020, sebanyak Rp 75,94 triliun uang negara dalam bentuk investasi pemerintah mengalir ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari semua anggaran ini, alokasi terbesar yaitu Rp 15 triliun diberikan untuk lembaga pembiayaan investasi yang baru saja dibentuk pemerintah, dengan nama Indonesia Investment Authority.
"Sebagai amanat dari Undang-Undang Cipta Kerja," demikian keterangan tertulis Kementerian Keuangan pada Jumat, 8 Januari 2021.
Uang ini berbentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) sebagai modal awal yang diharapkan dapat mendorong meningkatnya arus modal yang masuk ke Indonesia lewat Indonesia Investment Authority atau National Investment Auhtority. Sehingga dapat mendorong tumbuhnya investasi di sektor riil dan membuka lapangan kerja baru.
Secara umum, uang Rp 75,94 triliun ini terbagi menjadi dua jalur. Pertama, PMN sebesar Rp 56,28 triliun. Kedua, pinjaman investasi sebesar Rp 19,65 triliun.
Beda dengan PMN, pinjaman investasi harus dikembalikan ke negara dalam jangka waktu tertentu. Adapun rincian penerimanya yaitu sebagai berikut:
Pertama, PMN Sebelum Pandemi Covid-19 dengan jumlah Rp 17,218 triliun
1. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Rp 5 triliun
2. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Rp 1,75 triliun
2. PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Rp 1 triliun
3. PT Hutama Karya (Persero) Rp 3,5 triliun
4. PT Geo Dipa Energi Rp 700 miliar
5. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rp 5 triliun
6. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) sebesar Rp 268 miliar secara non-tunai
<!--more-->
Kedua, PMN Setelah Pandemi Covid-19 dengan jumlah Rp 39,07 triliun
1. PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) Rp 6 triliun
2. PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Rp 1,5 triliun
3. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Rp 5 triliun
4. PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Rp 1,57 triliun
5. PT Hutama Karya (Persero) Rp 7,5 triliun
6. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) Rp 500 miliar
7. PT Bio Farma (Persero) Rp 2 triliun
8. Nusantara Investment Authority atau Indonesia Investment Authority Rp 15 triliun
Ketiga, Pinjaman Investasi sebesar Rp 19,65 triliun
1. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Rp 3 triliun
2. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Rp 8,5 triliun
3. PT Kereta Api Indonesia (Persero) Rp3,5 triliun
4. Perum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) Rp 650 miliar
5. PT Perkebunan Nusantara Rp4 triliun.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Jokowi: Indonesia Investment Authority Terobosan Pembiayaan Nasional