Bio Farma Pastikan Penyuntikan Vaksin Sinovac Tunggu Izin BPOM
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 5 Januari 2021 08:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Bio Farma (Persero) memastikan penyuntikan vaksin Sinovac untuk Covid-19 menunggu izin pengunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Meskipun vaksin ini sudah didistribusikan, penggunaannya tetap harus EUA,” ujar Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Bio Farma, Bambang Herianto, saat dihubungi pada Senin petang, 4 Januari 2021.
Penerbitan EUA oleh BPOM saat ini masih dalam proses. Mengikuti persyaratan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, otoritas mesti melakukan pengamatan terhadap interim analisis dari uji klinis vaksin minimal tiga bulan untuk memperoleh data keamanan dan khasiatnya.
Namun sebelum EUA keluar, Bio Farma telah mendistribusikan vaksin ke daerah. Pada 3-4 Januari, sebanyak 714.240 dosis vaksin Sinovac vial atau jadi didistribusikan ke 32 provinsi.
Pengiriman vaksin masih berlanjut ke dua provinsi pada Selasa, 5 Januari 2020. Sehingga, secara merata, 34 provinsi akan menerima distribusi vaksin pada pengiriman tahap pertama.
<!--more-->
Adapun vaksin Covid-19 yang disalurkan ke daerah pada 3 Januari mencakup 14 provinsi. Jumlahnya tercatat sebesar 401.240 vial. Sebanyak 14 provinsi yang sudah menerima vaksin adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Banten, Bengkulu, Sumatera Barat, Lampung, Riau, Sumetara Selatan, Jambi, Kalimantan Utara, Papua, Maluku Utara, dan Maluku.
Sementara itu pada 4 Januari, sebanyak 313 ribu vaksin vial dikirim ke 18 provinsi. Provinsi-provinsi yang menerimanya ialah DKI Jakarta, Yogyakarta, NTB, Gorontalo, NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimanan Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Bangka-Belitung, Aceh, Kepulauan Riau, Papua Barat, Sulawesi Tenggara. Sementara itu pada hari ini atau 5 Januari, vaksin akan dikirim ke Jawa Barat dan Sulawesi Barat.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan pengiriman vaksin Covid-19 dari pusat ke daerah menjadi tantangan bagi pemerintah, baik dari sisi mekanisme pendistribusiannya maupun anggarannya. Musababnya, vaksin harus terjaga di suhu minus atau di bawah suhu nol derajat Celsius.
“Untuk Indonesia, ini suatu tantang dari sisi distribusi logistik. Maka sudah pembahasan insentif, bagaimana distribusi vaksin ke seluruh Indonesia, karena tentu tidak mudah dan tidak murah,” ujar dia, Oktober 2020 lalu.
Baca: Airlangga Sebut Vaksinasi Mulai Pertengahan Januari, Tunggu Izin dan Status Halal