Faisal Basri: Vaksin yang Paling Ampuh Pembatasan Sosial

Senin, 4 Januari 2021 08:03 WIB

Faisal Basri. TEMPO/M. Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, meminta pemerintah tak menggantungkan penanganan Covid-19 semata-mata pada vaksin. Musababnya, hingga awal Januari, uji klinis tahap tiga untuk vaksin Covid-19 produksi Sinovac Biotech Ltd belum kunjung selesai.

“Vaksin Sinovac belum diketahui efektivitasnya karena pengujian tahap III belum selesai. Survei agak kedodoran,” ujar Faisal dalam webinar pada Ahad, 3 Januari 2021.

Faisal berujar, di samping masalah efektivitas dan efikasi, proses vaksinasi membutuhkan waktu lama atau sekitar 15 bulan menurut Kementerian Kesehatan. Menurut dia, sektor-sektor yang terdampak pandemi, seperti pariwisata, tidak bisa menunggu vaksin selesai dilakukan untuk kembali bangkit.

Alih-alih berpangku pada vaksin, Faisal meminta pemerintah konsisten menerapkan kebijakan seperti pembatasan sosial. “Vaksin yang paling ampuh adalah pembatasan sosial,” ucapnya.

Ia juga mendorong pemerintah mempercepat pengetesan. Faial menilai, saat ini jumlah pengetesan spesimen di Indonesia masih sangat minim atau kalah dengan beberapa negara, semisal India.

Advertising
Advertising

“Pemerintah takut meningkatkan testing. Kemampuan testing hari libur cuma 20 ribuan. Padahal India satu juta per hari,” ucapnya.

Untuk mempercepat penanganan Covid-19, Faisal mengatakan pemerintah setidaknya perlu meningkatkan pengetesan spesimen menjadi 100 ribu hingga 200 ribu per hari. Semakin banyak pengetesan dilakukan, pemerintah akan semakin cepat menurunkan penyebaran virus corona.

<!--more-->

Selain itu, Faisal menyarankan pemerintah tak sungkan meminta bantuan kepada relawan dari negara lain untuk mengatasi wabah. Dia mencontohkan beberapa negara dari Eropa yang telah meminta bantuan relawan Kuba. Kuba kesohor dengan pengalamannya mengatasi wabah Ebola.

Menurut Faisal, pemerintah harus gerak cepat karena jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah. Bahkan, ia memandang pagebluk di dalam negeri saat ini belum mencapai puncak. Ia memperkirakan pandemi baru menapai puncak pada Februari mendatang.

“Kita harus tahan napas lebih panjang karena ekonomi masih tetap merah sampai triwulan pertama tahun depan. Puncak virus saya perkirakan Februari,” ucapnya.

Baca: Faisal Basri Usul Pengumpulan Dana Pariwisata Khusus untuk Bali

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

7 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

7 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

8 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

17 hari lalu

Terkini Bisnis: Ekonom Sepakat dengan Kritik Faisal Basri terhadap Menteri yang Bersaksi di Sidang MK, Puncak Arus Balik Lebaran

Yusuf Wibisono turut mengkritik menteri Muhadjir Effendy yang mengklaim tidak ada pengaruh bansos terhadap perolehan suara Prabowo - Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

17 hari lalu

Ekonom Dukung Kritik Faisal Basri terhadap 3 Menteri yang Bersaksi soal Politisasi Bansos di MK

Yusuf Wibisono menilai pendapat ketiga menteri di hadapan majelis hakim MK mengecewakan publik.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

19 hari lalu

Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa

Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

19 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

27 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya