Kekayaan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno berada pada posisi teratas di antara jajaran Kabinet Indonesia Maju. Tercatat harta milik Sandi mencapai Rp 5 Triliun, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggaraan Negara (LHKPN) saat mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden RI, pada 14 Agustus 2018. Jumlah tersebut didominasi oleh surat berharga sebesar Rp 4,7 Triliun. Dia tercatat memiliki utang Rp 340.028.135.379. ANTARA/Sigid Kurniawan
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yakin sektor pariwisata dan ekonomi kreatif akan total dan terus berinovasi untuk memastikan Indonesia bisa bertahan di tengah pandemi Covid-19. Hal itu dilakukan dengan beradaptasi menjalankan protokol kesehatan secara disiplin agar memutus mata rantai penularan Covid-19.
"Dan kita akan bangkitkan ekonomi kita, menyelamatkan jutaan lapangan kerja, malah bisa menjadi kesempatan kita mencari peluang dan menghasilkan atau mencetak pemenang," kata Sandiaga saat berbicara dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam akun instagramnya, Ahad, 3 Januari 2021.
Dia menuturkan sektor pariwisata dan ekonomi membidangi sekitar 30 juta lapangan kerja. Saat ini, kata dia, mata pencaharian para pelakunya menurun drastis dan dalam periode yang sangat sulit.
Adapun pada kesempatan itu, Sandiaga dan Menkes Budi Gunadi Sadikin membahas varian baru Covid-19. Budi mengklaim bahwa varian baru Covid-19 di Indonesia secara konservatif belum teridentifikasi di Indonesia.
"Karena Indonesia belum rutin melakukan genome squencing, jadi orang yang sakit diambil sampelnya," kata dia saat berbincang dengan Sandiaga Uno yang diunggah melalui akun Instagram, Ahad, 3 Januari 2020.
Genome squencing adalah prosedur laboratorium dalam meneliti seluruh rangkaian DNA untuk menentukan urutan genom/DNA suatu organisme. <!--more--> Dia menuturkan dampak varian baru virus Covid-19, yaitu lebih cepat menular, tidak lebih mematikan, dan tetap bisa dideteksi dengan alat swab antigen atau PCR.
"Tidak bisa dideteksi strainnya atau mutasinya, tapi kalau orang kena virus ini, dideteksi pasti kena," ujarnya.
Menurutnya, kemungkinan besar varian Covid-19, bisa dihambat oleh vaksin yang sekarang ada seperti buatan Sinovac atau Pfizer. Dia menuturkan virus adalah kumpulan protein yang hidup. Di dalam tubuh virus, kumpulan protein ini memiliki banyak amino acid yang membuatnya dapat bermutasi.
"Dia virusnya bulet ada corona seperti tanduk-tanduk. Yang di dalamnya ada protein N, E, atau M yang tanduknya namanya protein S. Di dalam protein-protein ini banyak amino acid, komponen di dalam protein yang membentuk protein ini dan itu yang berubah-ubah," kata Budi Gunadi.