IHSG Diprediksi Sentuh Level 7.000 di 2021

Minggu, 3 Januari 2021 06:01 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG diprediksi bisa menyentuh level 7.000 pada 2021. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan level itu bisa tercapai di kuartal pertama 2021

"IHSG kemungkinan akan menguat. Kemungkinan besar IHSG akan ke level 7.000. Kemungkinan terjadi di kuartal pertama," kata Ibrahim kepada Tempo, Sabtu, 2 Januari 2021.

Baca Juga: Kaleidoskop 2020: Ekonomi dalam Angka, Mulai dari APBN hingga Cuan Bisnis

Ibrahim mengatakan penguatan IHSG akan sejalan dengan melemahnya indeks dolar, serta menguatnya rupiah dan harga emas. "Kemungkinan besar indeks dolar akan di 87 di mana harga emas ada di level tertinggi 2.045 per troy ons dan rupiah di Rp 13.500."

Sentimen yang mempengaruhi indikator-indikator tersebut, ujar Ibrahim, antara lain kebijakan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Presiden dari Partai Demokrat itu diprediksi pro pelonggaran kuantitatif dan stimulus.

Di samping itu, Biden dikabarkan akan mengangkat bekas Gubernur The Federal Reserve, Janet Yellen, sebagai Menteri Keuangan AS. "Janet Yellen yang kita tahu adalah mantan gubernur bank sentral Amerika yang dowfish, lalu diangkat jadi menteri keuangan, kemungkinan besar ini akan membantu pelemahan indeks dolar di kuartal pertama."

Meski ada peluang menguat, IHSG diperkirakan akan melandai dan turun kembali. Ibrahim memperkirakan IHSG bakal ditutup di kisaran 6.000 pada akhir 2021.

Hal tersebut selaras dengan harga emas akan kembali melandai karena masyarakat dunia sudah divaksinasi. "Itu akan mempengaruhi harga. Emas akan ke 1.600 di kuartal ketiga, di mana indeks dolar akan menyentuh level tertinggi 94, rupiah kemungkinan akan melemah di Rp 15.000," ujar Ibrahim.

Adapun Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan pergerakan IHSG tahun ini akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan vaksin. Ia mengatakan para pelaku pasar akan memperhatikan efektivitas dan kelancaran distribusi vaksin dalam menahan laju penularan Covid-19.

"Kalau sukses akan bergerak naik, kalau tidak, maka akan terkoreksi turun ke bawah. Karena tidak ada hal lain yang dinantikan pasar selain itu. Kalau vaksin efektif, indeks bisa mencapai 7.000," ujar Hans.

Kalau itu terjadi, Hans memperkirakan IHSG akan menyentuh level 7.000 di kuartal III dan IV 2021. Pasalnya, investor masih akan wait and see di kuartal awal.

"Karena vaksin kita sendiri uji coba fase III-nya belum selesai. Jadi pasar akan menunggu itu. Kemudian bagaimana perizinan badan POM, sertifikat halal juga penting. Baru setelah itu distribusi vaksin dan efektivitas vaksin," ujar Hans.

IHSG ditutup di level 5.979,073 pada penutupan perdagangan tahun 2020. Angka tersebut turun 0,95 persen dibanding sebelumnya.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya