5 Penumpang Pesawatnya Terkonfirmasi Positif Covid-19, Begini Respons Batik Air
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 25 Desember 2020 15:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Batik Air menanggapi tudingan telah membiarkan dan membawa penumpang dengan status konfirmasi positif Covid-19 dalam penerbangan ke Pontianak, Kalimantan Barat, pada Senin lalu, 22 Desember 2020.
Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro menyatakan pihaknya telah memastikan keamanan dan keselamatan penumpang dari ancaman Covid-19. Salah satunya dengan selalu menjaga sirkulasi udara di dalam kabin terjaga dengan baik.
Batik Air penerbangan ID-6220, kata Danang, dioperasikan dengan Boeing 737-800NG berkapasitas 12 kelas bisnis dan 150 kelas ekonomi. "Seluruh armada jet Boeing dan Airbus termasuk pesawat modern yang memiliki sistem penyaringan udara (High Efficiency Particulate Air) atau disebut HEPA filter," kata Danang di Pontianak, Jumat, 25 Desember 2020.
Pernyataan Danang membantah tudingan Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Kalimantan Barat yang menyebutkan Batik Air melakukan pembiaran dan membawa penumpang dengan status konfirmasi Covid-19. Status konfirmasi itu didapat dari hasil pemeriksaan Dinkes Kalbar pada Senin, 22 Desember 2020 yang menyebutkan 5 penumpang yang terkonfirmasi Covid-19.
Lebih jauh, Danang menjelaskan HEPA filter membantu menjaga kebersihan udara di dalam kabin dan menyaring lebih dari 99,9 persen jenis virus, kuman, serangga dan bakteri. Udara di dalam kabin pesawat diperbarui setiap 2 sampai 3 menit, sehingga lebih segar. "Untuk udara dari toilet (lavatory) dan dapur (galley) langsung dialirkan ke luar pesawat," tuturnya.
<!--more-->
Danang menjelaskan, Batik Air juga selalu melakukan penyemprotan (disinfektan) dan menjaga kebersihan pesawat secara detail meliputi ruang kemudi (flight deck), dapur (galley), kamar kecil (lavatories). Hal ini termasuk pintu, pegangan pintu, wastafel dan tempat sampah, alas makan dan pegangannya, fasilitas hiburan (in-flight entertainment) hingga remote control.
Selain itu, kru pesawat juga membersihkan pegangan pembuka rak bagasi kabin (luggage storage bin handle); overhead lighting, ventilasi udara dan call button; sandaran kursi, penutup tempat duduk (seat covers) dan sabuk pengaman (seatbelts). Selain itu yang jadi target yang dibersihkan adalah sandaran kepala tempat duduk (seat headrests); karpet lantai; jendela dan penutup jendela; fasilitas penumpang lainnya; ruang kargo (cargo compartment), dan lainnya selalu dibersihkan dan disemprot disinfektan.
Adapun untuk jumlah tingkat keterisian tamu atau penumpang (seat load factor) pada penerbangan ID-6220 pada tanggal tersebut adalah 128 tamu. "Dua anak-anak dan satu balita, terdiri dari 75 tamu kategori grup, 53 tamu kategori perorangan," kata Danang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson mengatakan pihaknya dan Dinas Perhubungan memperketat pemeriksaan di bandara untuk mencegah masyarakat luar yang masuk dengan membawa virus Covid-19. Hal tersebut sesuai dengan instruksi Gubernur Kalimantan Barat.
"Makanya, saat ini kita menggencarkan pemeriksaan terhadap penumpang pesawat yang masuk ke Kalbar dan beberapa hari terakhir kita selalu melakukan pemeriksaan di Bandara Supadio Pontianak," kata Harisson, Kamis, 24 Desember 2020.
Sejak 22 Desember 2020, menurut Harisson, Satgas Penanggulangan Covid-19 telah melaksanakan pemeriksaan secara acak terhadap penumpang yang mendarat di Bandara Supadio. Hal itu juga dilakukan untuk mengecek surat edaran dari Satgas Nasional tentang bahwa setiap penumpang yang keluar dari Pulau Jawa itu harus menggunakan tes cepat antigen.
<!--more-->
Pada hari itu pihaknya melakukan cek secara acak terhadap penumpang dari pesawat Batik Air ID 6220 Cengkareng-Pontianak pukul 14.30. "Dari penumpang itu kami ambil 24 sampel dan ternyata 5 orang itu positif Covid-19," kata Harisson.
Bila melihat surat keterangan dari penumpang, menurut dia, diketahui penumpang tersebut telah melakukan tes cepat antigen dengan hasil negatif. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan tes usap oleh petugas kesehatan di Bandara Supadio, diketahui sebanyak 5 orang diketahui kasus konfirmasi Covid-19.
Atas temuan itu, kata Harisson ada sejumlah kemungkinan. Bisa jadi 20 penumpang lainnya perlu dievaluasi, karena rapid test antigen ini mungkin saja tidak begitu efektif, dan yang efektif saat ini adalah tes PCR.
"Atau bisa saja, surat keterangan yang diberikan itu palsu, atau dilakukan buru-buru sehingga menyebabkan dia terjadi kesalahan, positif atau negatif," ucap Harisson. Saat ini lima penumpang positif Covid-19 itu tengah diisolasi dan kembali di cek surat-suratnya, apakah surat keterangan antigen negatif ini benar-benar asli atau palsu.
Kelima penumpang Batik Air yang diperiksa tersebut merupakan warga Kalimantan Barat asal Pontianak 1 orang,1 orang asal Singkawang, 2 orang asal Sambas dan satu orang merupakan warga Kubu Raya. "Jika surat itu palsu, maka bisa saja baik yang mengajukan pembuatannya maupun yang membuatkannya akan dikenakan sanksi hukum," kata Harisson.
ANTARA
Baca: Batik Air Diduga Abaikan Aturan Jaga Jarak, Kemenhub: Sudah Pernah Dapat Teguran