Kolaborasi Gojek dan Bank Jago, GoPay Diperkirakan Berperan Penting

Reporter

Antara

Selasa, 22 Desember 2020 06:06 WIB

Gojek dan Bank Jago. Foto/gojek.com dan jago.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi digital LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Chaikal Nuryakin menilai kolaborasi Gojek dengan PT Bank Jago dapat menghasilkan layanan finansial universal melalui bank digital yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

"Ini merupakan strategi bisnis yang akan mendorong inklusi keuangan. Nanti yang berperan banyak adalah GoPay, karena daya jangkau GoPay sudah mencapai 200 kabupaten lebih," kata Chaikal dalam pernyataan di Jakarta, Senin, 21 Desember 2020.

Ia mengatakan daya jangkau dan teknologi GoPay memungkinkan terjadinya percepatan inklusi keuangan, meski masih ada keterbatasan dari sisi regulasi karena GoPay bukan institusi perbankan.

"(Dengan masuknya ke Bank Jago) Gojek akan jadi lebih mudah untuk mengakses layanan perbankan yang sebelumnya mereka tidak bisa karena terbentur perizinan. Sekarang dengan ada Bank Jago, mereka bisa," katanya.

Di sisi lain, menurut dia, Bank Jago juga bisa meraih manfaat besar dari kehadiran Gojek, terutama dari sisi transfer teknologi. "Bank Jago juga jadi lebih mudah untuk mendigitalisasi layanannya," katanya.

Saat ini, Indonesia adalah negara dengan populasi unbanked (masyarakat belum terjangkau perbankan) terbesar ke-empat di dunia sehingga meningkatkan inklusi keuangan menjadi penting.
<!--more-->
Data Bank Dunia Global Findex pada 2017 mencatat sebesar 52 persen populasi masyarakat dewasa Indonesia, atau setara sekitar 95 juta orang, tidak punya rekening bank.

Selain itu, data Google & Temasek SEA e-Conomy 2019 mencatat sebanyak 47 juta orang dewasa tidak memiliki rekening bank atau tidak memiliki akses yang memadai ke kredit, investasi, dan asuransi.

Untuk itu, Chaikal memastikan, kolaborasi Gojek dengan Bank Jago bisa meningkatkan layanan keuangan digital mengingat 70 persen sampai 80 persen populasi di Indonesia sudah memiliki akses ke smartphone atau mobile phone.

"Pasar keuangan digital di Indonesia sangat fragmented. Layanan peer-to-peer (P2P) hanya sebatas lending. Tidak sampai ke saving. P2P semakin berkembang lagi saat pandemi. Hal ini seharusnya mendorong bank konvensional untuk masuk ke sektor digital," kata Chaikal.

Meski demikian, Chaikal mengatakan masih banyak masyarakat yang potensial untuk memasukkan dananya ke bank, tapi belum mau memanfaatkan layanan keuangan tersebut.

"Dengan digital seperti yang dilakukan fintech atau P2P itu jadi lebih mudah. Layanan microfinance tradisional sekarang sudah terdigitalisasi. Padahal pasar lending misalnya itu sangat besar sekali untuk dijangkau," katanya.

Saat ini, terdapat tiga karakteristik dari bank digital yaitu beroperasi penuh secara digital tanpa perlu kantor cabang, memanfaatkan aplikasi dan teknologi dan memiliki penetrasi pasar yang tinggi dalam ekosistem bisnis secara digital.

ANTARA

Baca juga: Profil Pemegang Saham Pengendali Bank Jago yang Dibeli Gojek

Berita terkait

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

6 hari lalu

Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 22 Miliar per Kuartal I 2024

Dana pihak ketiga Bank Jago tumbuh 42 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

7 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

16 hari lalu

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.

Baca Selengkapnya

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

26 hari lalu

Cara Bayar Jalan Tol Tanpa Kartu: Pakai OBU

Anda lupa tidak bawa kartu e-tol? Jangan panik. Anda bisa bayar jalan tol tanpa kartu menggunakan OBU. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Gojek Tawarkan Sejumlah Fitur Keamanan Menjelang Idul Fitri

29 hari lalu

Gojek Tawarkan Sejumlah Fitur Keamanan Menjelang Idul Fitri

Gojek memperkenalkan sejumlah fitur untuk memastikan keamanan dan keselamatan penggunaan selama mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

32 hari lalu

THR Ojol, Bukan Pegawai hingga Dorongan dari Komisi IX DPR

Analis ketenagakerjaan memandang pekerja ojek online dan kurir seharusnya memperoleh THR Lebaran. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Kemenaker Sebut THR Ojol Belum Wajib Tahun Ini, Baru Dibahas Setelah Lebaran

34 hari lalu

Kemenaker Sebut THR Ojol Belum Wajib Tahun Ini, Baru Dibahas Setelah Lebaran

Aturan baru perihal perlindungan, jaminan sosial, termasuk THR kepada pengemudi ojek online (ojol) dan kurir baru akan dibahas setelah lebaran.

Baca Selengkapnya

Menghitung Jumlah THR Ojol jika Wajib Dibayarkan, Bisa Capai Puluhan Triliun?

35 hari lalu

Menghitung Jumlah THR Ojol jika Wajib Dibayarkan, Bisa Capai Puluhan Triliun?

Misalnya dengan mengacu pada UMR DKI Jakarta yang Rp5 juta, maka THR untuk 4 juta ojol bisa mencapai Rp20 triliun.

Baca Selengkapnya

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

35 hari lalu

Polemik THR Bagi Ojol, Alasan Grab dan Gojek Tak Berikan THR kepada Driver Ojek Online dan Respons SPAI

Gojek dan Grab menolak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada mitra pengemudinya. Menurutnya, ada insentif lain. Apa tuntutan driver ojol?

Baca Selengkapnya

Heboh THR Driver Ojol dan Kurir: DPR Minta Pemerintah Buat Aturannya tapi Tidak Bisa Berlaku Tahun Ini

36 hari lalu

Heboh THR Driver Ojol dan Kurir: DPR Minta Pemerintah Buat Aturannya tapi Tidak Bisa Berlaku Tahun Ini

DPR mendorong pembuatan aturan terkait perlindungan dan jaminan sosial bagi dirver ojol termasuk THR, Menaker menyanggupinya tapi tidak tahun ini.

Baca Selengkapnya