Eksportir Karawang dan Purwakarta Mulai Pilih Pelabuhan Patimban Ketimbang Priok
Reporter
Yohanes Paskalis
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 21 Desember 2020 08:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Pengoperasian perdana Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, bakal melebarkan pintu ekspor mobil utuh (completely built unit/CBU) dari sejumlah basis produksi yang sebelumnya bergantung pada Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.
Sekretaris Umum Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, mengatakan pabrikan mobil membutuhkan waktu untuk mengubah jalur distribusi yang biasa dilalui, namun produsen akan beradaptasi untuk menghemat biaya.
“Butuh proses, tapi produsen di Karawang dan Purwakarta akan mulai mengekspor CBU lewat Subang karena lebih dekat ketimbang Jakarta,” ujarnya kepada Tempo, Ahad 20 Desember 2020.
Dibuka oleh Presiden Joko Widodo sejak kemarin, Pelabuhan Patimban mulai melayani ekspor CBU dengan kapasitas tampung 218 ribu unit, serta area bongkar peti kemas berkapasitas 250 ribu TEUs (satuan kontainer). Dalam cetak biru perencanaan pemerintah, proyek strategis negara ini dikembangkan dalam tiga tahap sejak 2018 hingga 2027 mendatang.
Pengoperasian perdananya ditandai dengan ekspor 140 unit mobil produksi Toyota, Daihatsu, dan Suzuki menuju Brunei Darussalam. Di fase ultimate atau tahap akhir pembangunannya, Patimban ditargetkan bisa menampung 600 ribu unit CBU per tahun.
Menurut Kukuh, Indonesia membutuhkan tambahan pintu ekspor mengingat kapasitas produksi mobil yang masih 1 juta unit per tahun pada saat ini akan menjadi 2 juta, pada 2025. Pada tahun lalu, kata dia, volume ekspor CBU sudah menembus 332 ribu unit.
“Itu belum sampai separuh volume produksi, tapi kan 30-40 persen distribusi domestik juga memerlukan pelabuhan besar,” kata dia.
<!--more-->
Wakil Ketua Bidang Industri Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Johnny Darmawan, mengatakan Pelabuhan Tanjung Priok bisa berbagi kapasitas dengan Patimban. Meski tak menampik akan ada persaingan mencari pengguna jasa, dia yakin Priok tetap dibutuhkan produsen dari basis produksi kawasan Jakarta dan Bekasi.
“Soal pembagian market biar pemerintah yang atur,” ujarnya. “Yang pasti fasilitas ekspor Indonesia semakin memadai.”
Johnny menduga tingkat permintaan pasar ekspor otomotif belum akan pulih tahun depan karena pandemi Covid-19. Merujuk data Gaikindo pada Januari hingga November 2020, total ekspor CBU hanya 206.685 unit, anjlok 32 persen dibandingkan periode serupa 2019 yang mencapai 306.901 unit.
“Ekspor mobil mungkin baru membaik pada 2022, tapi tak masalah karena Patimban kan melayani jenis kargo lainnya juga.”
Presiden Jokowi meminta agar pelabuhan yang nilai pembangunannya mencapai Rp 43,2 triliun itu dipakai untuk ekspor produk selain otomotif. Pada tahap akhir, Patimban ditargetkan melayan 7 juta TEUs peti kemas. "Mendukung UMKM, sektor pertanian, indsutri kreatif, serta produk lainnya, sehingga mampu bersaing di pasar global," ujarnya.
<!--more-->
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pembangunan Pelabuhan Patimban diikuti pengembangan kota baru yang bisa diisi satu juta penduduk.
Kota yang disebut Rebana dirancang sebagai metropolitan yang meliputi tujuh kabupaten, mencakup Sumedang, Majalengka, Subang, Indramayu, Kuningan, Cirebon, dan Cirebon..
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memperkirakan Kota Rebana bisa dikembangkan menjadi pusat industri baru dalam 30 tahun. “Menghasilkan 4,3 juta pekerjaan dalam 15 tahun k depan, serta menambah pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebesar 4 persen,” tuturnya.
Baca: Pelabuhan Patimban Mulai Beroperasi Besok, 140 Unit Mobil Akan Diekspor
FRANSISCA CHRISTY ROSANA | CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS