Deretan Sentimen IHSG dan Rekomendasi Saham 2021 Menurut Para Analis

Reporter

Bisnis.com

Senin, 14 Desember 2020 06:15 WIB

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset Mirrae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya menyebut indeks harga saham gabungan (IHSG) akan melanjutkan tren penguatannya hingga tahun depan didorong oleh pertumbuhan pendapatan korporasi yang sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Salah satu sentimen yang disebut akan menjadi katalis adalah perbaikan harga komoditas dunia yang akan berdampak positif bagi Indonesia. Menurutnya, kenaikan harga komoditas dipicu oleh bangktnya industri di Cina sebagai konsumen komoditas terbesar di dunia.

Di sisi lain, Hariyanto juga menyebut IHSG akan semakin tancap gas seiring dengan pelemahan dolar AS yang diprediksi terus berlanjut. Pasalnya, pelemahan dolar AS menjadi sentimen positif bagi harga komoditas.

“Jadi, IHSG kemungkinan akan mencetak kinerja positif selama dolar AS masih melanjutkan pelemahannya,” katanya dalam paparan daring baru-baru ini.

Adapun, dia memilih saham sektor pertambangan yang terkait dengan nikel dan batubara, perkebunan, serta perbankan sebagai yang paling potensial untuk 2021, sedangkan target IHSG untuk skenario dasar ada di level 6.880.

Head of Research-ASEAN UBS Investment Research Ian Douglas-Pennant mengatakan pasar Indonesia menjadi salah satu yang paling menarik di antara negara Asia Tenggara, apalagi jelang akhir 2020 pasar saham Indonesia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
<!--more-->
Dalam risetnya, dia menyebut salah satu sentimen yang bakal menjadi katalis positif bagi pasar Indonesia tahun depan adalah implementasi UU Cipta Kerja alias Omnibus Law yang membawa sejumlah penyesuaian bagi iklim industri di Tanah Air.

Beberapa hal yang digarisbawahi Douglas-Pennant antara lain soal daftar investasi negatif (negative investment list) yang menyusut menjadi 6 sektor, penyesuaian mengenai teritori pajak, aturan baru soal ketenagakerjaan dan upah minimum, serta izin tenaga kerja asing.

Adapun Head of Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan pada dasarnya perkembangan vaksin termasuk kedatangan sejumlah dosis vaksin ke Indonesia menjadi penggerak utama pergerakan IHSG belakangan ini.

Namun, Wawan menilai euforia atas sentimen vaksin ini masih sangat rentan menjadi bumerang. Apalagi mengingat vaksin masih menghadapi tantangan yang besar mulai dari izin edar hingga proses distribusi dan vaksinasinya nanti.

“Pertama dari efisiensinya yang sekarang belum pasti, lalu kalaupun efektivitasnya anggaplah 90 persen, itu distribusinya akan luar biasa challenging tahun depan. Karena vaksin itu baru efektif kalau dua pertiga penduduk Indonesia sudah divaksin,” tuturnya.

Senada, Direktur Utama PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya juga menyebut vaksin tak bisa menjadi pegangan untuk tahun depan. Pasalnya, proses vaksinasi dan pembuktian efektivitasnya tentu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
<!--more-->
“Walaupun sudah ada vaksin ini, itu, tapi efek vaksin ini dalam jangka panjang kan belum ketahuan. Mungkin itu bukan menjadi penghambat atau penghalang, tapi tetap saja waktu yang akan menentukan,” ujar William.

Di lain pihak, William menilai normalisasi kegiatan bisnis masih akan membutuhkan waktu di 2021 mendatang. Contohnya kegiatan operasional pertokoan dan perjalanan dari dan ke luar negeri yang belum akan sepenuhnya pulih karena menunggu vaksin.

“Walaupun mungkin akan ada sedikit optimisme di awal-awal tahun, setelahnya mungkin akan ada tekanan untuk 2021 tapi at least akan terjaga cukup stabil. Seharusnya akan lebih pulih setelah 2021,” tuturnya.

Dia memfavoritkan sektor properti, perbankan, dan konsumen untuk tahun depan. Adapun saham-saham yang menjadi pilihan antara lain BSDE, ASRI, SMRA, BBCA, BBMI, BBNI. BBRI, UNVR, dan MYOR.

Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan risiko yang datang dari sentimen geopolitik juga patut diwaspadai pada 2021.

Dia melihat ada kemungkinan konflik perebutan wilayah Laut Cina Selatan kembali memanas tahun depan, begitu pula dengan ketegangan antara Cina-Pakistan-India. Adapun, Brexit juga disebut bakal kembali mencuat pascapandemi mereda.

“Setelah Covid reda orang akan back to business jadi mungkin itu akan memberikan guncangan jika tak tertangani dengan baik, tapi overall sentimen masih lebih banyak positifnya dibanding negatifnya,” pungkas Soni.

BISNIS

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

2 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

4 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

4 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

6 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

6 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

10 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya