Tolak Merger Gojek dan Grab, Sopir Ojek Online Ancam Gelar Demo Besar-besaran
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 7 Desember 2020 13:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono menyebutkan para pegemudi ojek online menolak keras rencana investor yang akan menyatukan perusahaan Gojek dan Grab. Pasalnya, merger dua perusahaan tersebut dinilai hanya akan membuat pengemudi semakin menderita.
"Garda menolak karena cepat atau lambat aksi merger korporasi akan mengambil langkah efisiensi, maka besar ancaman pemutusan kemitraan sepihak terhadap para mitra pengemudi ojek online dari kedua korporasi hasil merger," kata Igun ketika dihubungi, Senin, 7 Desember 2020.
Igun menyebutkan, merger raksasa pemain bisnis ride hailing tersebut hanya akan membuat mitra pengemudi semakin menderita. Sebab, kinerja korporasi aplikator saat ini dinilai masih jauh dari ideal dan berimbang dalam hal transparansi mitra, jaminan sosial dan kesejahteraan mitra. Dengan begitu, keputusan merger akan memperparah kondisi yang saat ini ada.
Lebih jauh Igun mendesak agar dibuka ruang dialog kepada stakeholder maupun pemangku kepentingan baik dari korporasi maupun pemerintah sebagai regulator suatu proses merger. "Jika ruang dialog tidak juga dapat mereka sediakan maka Garda akan konsolidasi nasional untuk bersiap lakukan aksi massa para mitra pengemudi ojol secara nasional," katanya.
<!--more-->
Bila aspirasi menolak akuisisi atau merger ini tak ditanggapi, para mitra pengemudi ojol akan turun ke jalan menggelar demonstrasi secara nasional seluruh Indonesia. Unjuk rasa ini akan dilakukan secara serentak maupun secara bergelombang.
Isu merger antara aplikasi transportasi online Gojek dan Grab kembali memanas, setelah Bos SoftBank Group ikut campur tangan di dalamnya. Masayoshi Son dari SoftBank Group Corp. diketahui tengah meningkatkan tekanan kepada salah satu pendiri Grab Holdings Inc. Anthony Tan untuk membuat 'gencatan senjata' dengan Gojek.
Dua perusahaan rintisan yang populer di Asia Tenggara ini tengah aktif terlibat dalam pertemuan via Zoom setelah berbulan-bulan berdiskusi dan membuat kesepakatan terkait dengan merger usaha.
Sumber terkait yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena pembicaraan itu bersifat pribadi mengungkapkan poin utama yang mencuat, yaitu apakah kedua perusahaan menggabungkan semua operasi atau apakah Grab mengakuisisi bisnis Gojek hanya di Indonesia.
BISNIS
Baca: Isu Merger Grab-Gojek, KPPU: Pasar yang Terkonsentrasi, Mengurangi Persaingan