DFW Minta KPK Soroti Perizinan di Sektor Kelautan, Disebut Rawan Korupsi

Selasa, 1 Desember 2020 10:13 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bersama tersangka pada konferensi pers penetapan tersangka kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster di Gedung KPK, Jakarta, Kamis dini hari, 26 November 2020. KPK menetapkan tujuh tersangka dalam kasus korupsi tersebut dari 17 orang yang sempat ditahan. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh. Abdi Suhufan, mengatakan sejumlah kebijakan pemberian izin di sektor kelautan dan perikanan rawan korupsi. Praktik penyelewengan akan terus berlangsung bila pemerintah tidak melakukan pencegahan.

“Terdapat kewenangan perizinan lain di KKP yang rawan seperti pertambakan, tata ruang pesisir dan laut, reklamasi, serta izin kapal ikan,” kata Abdi dalam keterangan tertulis, Selasa, 1 Desember 2020.

Abdi meminta pemerintah meningkatkan pengawasan terhadap seluruh sistem tersebut. Pelaksanaan pemberian izin, kata dia, harus memperoleh perhatian dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

DFW menyoroti dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan Edhy Prabowo, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan. Kasus itu akan memberikan efek psikologis dan peringatan tentang pentingnya pihak-pihak terkait mencegah potensi praktik korupsi lain di sektor yang sama.

Sebagai salah satu langkah antisipasi terjadinya korupsi di kemudian hari, Abdi menyarankan Presiden Joko Widodo alias Jokowi memilih sosok berintegritas untuk menggantikan Edhy Prabowo. Jokowi, kata dia, harus berani mengambil sikap demi melindungi aset sumber daya laut negara.

Advertising
Advertising

“Sepertinya Presiden Jokowi dalam posisi dilematis antara mengakomodasi kepentingan politik pragmatis atau mencari figur bersih dan berintegritas untuk merumuskan ulang agenda pembangunan kelautan dan perikanan,” katanya.

Ketua Serikat Nelayan Tradisional Indonsia (SNTI) Kajadin berharap Jokowi memilih figur menteri yang mempunyai rekam jejak baik serta berani mengambil terobosan dalam mengatur tata-kelola pengelolaan perikanan.

Dia meminta Menteri Kelautan dan Perikanan selanjutnya tidak hanya menjadikan jargon kesejahteraan di bidang kelautan dan perikanan sebagai lip service. “Tapi yang penting adalah mampu menghasilkan kebijakan yang berpihak kepada nelayan,” kata dia.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

13 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

16 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

20 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

23 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

1 hari lalu

Nurul Ghufron Permasalahkan Masa Daluwarsa Kasusnya, Eks Penyidik KPK: Akal-akalan

Eks penyidik KPK, Yudi Purnomo Harahap, menilai Nurul Ghufron seharusnya berani hadir di sidang etik Dewas KPK jika merasa tak bersalah

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

1 hari lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya