Penyelam turun ke laut di lokasi tenggelamnya KM Wihan Sejahtera di perairan dekat dermaga Teluk Lamong Surabaya, Jawa Timur, 17 November 2015. Penyelaman ini bertujuan untuk mengetahui perubahan posisi bangkai kapal yang tenggelam. ANTARA/Didik Suhartono
TEMPO.CO, Jakarta - Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Surabaya memastikan layanan logistik di wilayah Jawa Timur tak terganggu pasca-tenggelamnya kapal MV. Mentari Crystal. Kapal nahas itu tenggelam di Pelabuhan Teluk Lamong pada Ahad, 15 November.
"Posisi saat ini kegiatan di Pelabuhan Tanjung Perak tidak terganggu dengan tenggelamnya kapal," ujar Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak Arif Toha dalam keterangannya, Selasa, 17 November 2020.
Kapal MV. Mentari Crystal tenggelam di Dermaga Domestik Terminal Teluk Lamong. Kapal ini milik PT Mentari Mas Multimoda (3M).
Kapal nahas tersebut mulanya telah bersandar di Terminal Teluk Lamong pada Minggu pukul 8.30. Kapal diestimasikan selesai melakukan kegiatan pada hari yang sama pukul 16.00 WIB.
Namun petangnya, kapal tenggelam. Pada saat beroperasi di Terminal Teluk Lamong, Kapal MV. Mentari Crystal mengangkut 137 boks peti kemas.
Belum diketahui penyebab kecelakaan kapal. Saat ini insiden masih dalam proses investigasi oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT.
<!--more-->
Arif melanjutkan, meski belum diketahui secara pasti sebabnya, kejadian kapal tenggelam itu bisa ditangani dengan baik. Antar-instansi dan stakeholder di Surabaya, tutur dia, telah bekerja sama dengan bersinergi.
Adapun Kepala Kantor Syahbandar Utama Tanjung Perak Surabaya Sudiono menyatakan pihaknya menggandeng Penjaga Laut dan Pantai atau PLP Tanjung Perak, Basarnas, dan Polair untuk mengetatkan pengamanan Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Petugas juga melokalisasi container yang hanyut.
“Seluruh awak kapal sebanyak 18 orang dalam kondisi selamat dan kami terus melakukan upaya sehingga alur pelayaran tidak terganggu. Sejauh ini, kapal masih bisa keluar dan masuk Pelabuhan Tanjung Perak,” ujar Sudiono.
Sudiono menambahkan, pihaknya telah memasang oil boom di sekitar kapal tenggelam. Langkah ini bisa mengantisipasi pencemaran atau tumpahan minyak.
Selain itu, Sudiono bekerja sama dengan Disnav Surabaya untuk memasang rambu tanda bahaya di sekitar lokasi kerangka kapal. Otoritas pun membuat Notice to Marine untuk menginformasikan kepada seluruh pengemudi kapal di Sekitar Jawa Timur bahwa terdapat kapal tenggelam di koordinat tersebut.