Resmi Diteken, RCEP Jadi Perdagangan Bebas Terbesar di Dunia

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 15 November 2020 16:23 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) menghadiri KTT ASEAN ke-36 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Jumat 26 Juni 2020. Dalam KTT dengan tuan rumah Vietnam tersebut, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya untuk memperkuat kerja sama antar negara anggota ASEAN dalam pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19 serta mengusulkan perlunya pengaturan ASEAN Travel Corridor. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara Asia Pasifik termasuk Cina, Jepang dan Korea Selatan dan 10 negara ASEAN resmi menandatangani Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), Ahad, 15 November 2020.

Penekenan perjanjian ini menandai terbentuknya blok perdagangan bebas terbesar di dunia yang membentuk hampir sepertiga produk domestik bruto dunia. Pejabat tinggi dari Australia, Selandia Baru, dan 10 negara ASEAN meneken kerja sama ini pada hari terakhir KTT Asean ke-37 yang diselenggarakan secara virtual oleh Vietnam.

"Penyelesaian negosiasi adalah pesan kuat yang menegaskan peran Asean dalam mendukung sistem perdagangan multilateral," kata Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc menjelang upacara penandatanganan virtual, dilansir Bloomberg, Minggu, 15 November 2020.

Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan minimal enam negara ASEAN selain tiga mitra non-Asean harus segera meratifikasi RCEP agar segera berlaku. Singapura berencana menyetujui kesepakatan dalam beberapa bulan mendatang.

Negara pendukung pakta perdagangan, yang mencakup 2,2 miliar orang dengan PDB gabungan US$ 26,2 triliun ini menyatakan akan mendukung ekonomi yang dipukul pandemi dengan mengurangi tarif, memperkuat rantai pasokan dengan aturan asal umum, dan mengkodifikasi aturan e-commerce baru.

Di antara manfaat perjanjian tersebut termasuk penghapusan tarif setidaknya 92 persen untuk barang yang diperdagangkan di antara negara-negara yang berpartisipasi, serta ketentuan yang lebih kuat untuk menangani tindakan non-tarif, dan peningkatan di berbagai bidang seperti perlindungan konsumen dan informasi pribadi online dan transparansi.
<!--more-->
Ini juga mencakup prosedur bea cukai yang disederhanakan sementara setidaknya 65 persen sektor jasa akan terbuka penuh dengan peningkatan batas kepemilikan saham asing.

Para negosiator mendorong kesepakatan itu sampai ke garis finish setelah India mengejutkan para peserta akhir tahun lalu dengan membatalkan kesepakatan tersebut. Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan dia menarik diri karena khawatir bagaimana RCEP akan mempengaruhi mata pencaharian orang India, terutama yang paling rentan. India akan diizinkan untuk bergabung kembali dengan pakta perdagangan ini.

"Klausul yang mengizinkan India untuk bergabung di kemudian hari adalah simbolis dan menunjukkan keinginan Cina untuk membangun jembatan ekonomi dengan ekonomi terbesar ketiga di kawasan itu," kata Shaun Roache, kepala ekonom Asia Pasifik di S&P Global Ratings.

BISNIS

Baca juga: RCEP Diteken, Menteri Perdagangan: Ekspor RI ke Dunia Berpotensi Naik 7,2 Persen

Berita terkait

5 Negara Termiskin di Asia Tenggara Berdasarkan PDB per Kapita 2024, Ada Indonesia?

7 hari lalu

5 Negara Termiskin di Asia Tenggara Berdasarkan PDB per Kapita 2024, Ada Indonesia?

Ini dia deretan negara di Asia Tenggara dengan PDB per kapita terendah pada April 2024 menurut data IMF. Indonesia ada diurutan ke-7.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Keluarkan PP Potong Gaji Pekerja untuk Program Pensiun Tambahan, Apa Kata OJK?

9 hari lalu

Pemerintah Akan Keluarkan PP Potong Gaji Pekerja untuk Program Pensiun Tambahan, Apa Kata OJK?

Pemerintah melalui OJK akan mengeluarkan aturan baru soal pemotongan gaji pekerja untuk program pensiun tambahan wajib. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Ketika Sri Mulyani Cemas Perubahan Iklim Gerus PDB sampai 10 Persen Tahun Depan

12 hari lalu

Ketika Sri Mulyani Cemas Perubahan Iklim Gerus PDB sampai 10 Persen Tahun Depan

Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perubahan iklim dapat menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 10 persen pada 2025.

Baca Selengkapnya

Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 5,53 Persen, Beri Sumbangan Terbesar ke PDB

16 hari lalu

Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 5,53 Persen, Beri Sumbangan Terbesar ke PDB

Industri makanan dan minuman tumbuh 5,53 persen pada triwulan II-2024. Topang kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel akan Danai Serangan ke Gaza dengan Pemotongan Anggaran dan Gaji

16 hari lalu

Menteri Keuangan Israel akan Danai Serangan ke Gaza dengan Pemotongan Anggaran dan Gaji

Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengungkapkan bahwa pengeluaran militer tambahan untuk serangan ke Gaza akan didanai oleh pemotongan anggaran

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia Berkembang Pesat

17 hari lalu

Ma'ruf Amin Sebut Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia Berkembang Pesat

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebut ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia berkembang pesat.

Baca Selengkapnya

BPS: Konsumsi Rumah Tangga Kontributor Utama PDB

22 hari lalu

BPS: Konsumsi Rumah Tangga Kontributor Utama PDB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tarik Utang Baru Rp 775 Trilliun, Kemenko Perekonomian: Rasio Utang Masih Aman

25 hari lalu

Prabowo Akan Tarik Utang Baru Rp 775 Trilliun, Kemenko Perekonomian: Rasio Utang Masih Aman

Presiden terpilih, Prabowo Subianto akan menarik utang baru sebesar Rp 775,9 triliun pada tahun depan. Benarkah masih aman?

Baca Selengkapnya

Total Aset Industri Jasa Keuangan Rp 34 Ribu Triliun, Bos OJK: Kontribusi ke Ekonomi Nasional Masih Sangat Besar

29 hari lalu

Total Aset Industri Jasa Keuangan Rp 34 Ribu Triliun, Bos OJK: Kontribusi ke Ekonomi Nasional Masih Sangat Besar

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebutkan total aset industri jasa keuangan hingga saat ini mencapai Rp 34 ribu triliun.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Beberkan Bunga Utang Negara yang Ditanggung Prabowo Rp 552,85 Triliun

30 hari lalu

Faisal Basri Beberkan Bunga Utang Negara yang Ditanggung Prabowo Rp 552,85 Triliun

Faisal Basri mengatakan beban bunga utang yang ditanggung oleh pemerintah di RAPBN 2025 terus meningkat secara signifikan, mencapai 274 persen.

Baca Selengkapnya