Aktivitas pelayanan penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, Selasa, 4 Agustus 2020. Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup berbalik menguat 5 poin atau 0,03 persen ke level Rp14.625 per dolar AS pada Selasa (4/8) sore. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi rupiah akan menguat tipis pada hari ini, 10 November 2020, menyusul sejumlah sentimen pada perdagangan global.
"Rupiah tetap menguat tapi tipis, 10-20 poin," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin malam, 9 November 2020.
Sejumlah sentimen global yang membayangi pergerakan pasar antara lain perkembangan mengenai vaksin Covid-19 dan kebijakan pembatasan atau lockdown yang terjadi di sejumlah negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Namun demikian, Ibrahim mengatakan rupiah masih akan menguat ditopang oleh sentimen dari dalam negeri. "Karena data dalam negeri masih cukup bagus."
Dalam perdagangan kemarin, rupiah ditutup menguat 145 poin dibandingkan dolar AS. Walaupun pada sesi pagi sempat menguat 64 poin, ujar Ibrahim, pada sesi siang rupiah sempat menipis ke 130 poin dan ditutup di level 14.065.
Pergerakan rupiah kemarin disebabkan sentimen pasar yang menyambut terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS, dengan ekspektasi bahwa Gedung Putih lebih tenang dan dapat meningkatkan perdagangan dunia. Selain itu, harapannya, Biden akan membawa kebijakan moneter tetap mudah. <!--more--> Selain itu, Biden dan timnya dilaporkan sedang mengerjakan paket bantuan Covid-19 untuk membantu mengatasi pandemi virus corona. Dia juga berencana menunjuk ilmuwan yang akan terlibat dalam satuan tugas penanganan Virus Covid-19. Biden dikabarkan akan mengumumkan tim ilmuwan yang akan memimpin penanganan corona ketika kasus Covid-19 global melampaui 50 juta kasus.
Di dalam negeri, kata Ibrahim, setelah melihat data kuartal ketiga yang terkontraksi 3,45 persen menandakan, ekonomi terus mengalami pertumbuhan walaupun tidak terlalu signifikan.
"Namun yang terpenting bagi pemerintah mempertahankan ekonomi agar ekonomi di Kuartal Keempat tidak terpuruk, apalagi pandemi Covid-19 yang terus meningkat," ujar Ibrahim.
Ia mengatakan ekonomi akan kembali pulih apabila pandemi Covid-19 bisa teratasi dan akan masuk fase pemulihan. Dia memperkirakan pemulihan memerlukan waktu dua tahun, artinya masa pulih ekonomi akibat pandemi adalah di tahun 2022.