Bos BCA Beberkan Sejumlah Pertimbangan Sebelum Ekspansi Salurkan Kredit

Kamis, 29 Oktober 2020 20:52 WIB

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mencoba layanan aplikasi perbankan eletronik atau disebut eBranch produk dari Bank BCA di Jakarta, 22 Februari 2017. Bank BCA meluncurkan empat produk dan layanan antara lain Paspor BCA menggunakan chip, eBranch, Halo BCA Chat dan Vira memenuhi kebutuhan nasabah dalam layanan perbankan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja membeberkan sejumlah pertimbangan sebelum pihaknya memutuskan bakal lebih ekspansif dalam menggelontorkan kredit.

Jahja menyebutkan salah satu yang diperhatikan adalah kinerja distribusi vaksin serta peningkatan penyebaran virus Corona. "Jujur saja, kalau vaksin berjalan sesuai rencana, harusnya potensi lebih baik. Cuma siapa yang jamin?" katanya kepada Bisnis, Kamis, 29 Oktober 2020.

Selain itu, BCA juga mempertimbangkan dinamika perekonomian global terkait pandemi Covid-19. Jahja mencontohkan, Prancis yang baru saja menerapkan lockdown total juga jadi perhatian tersendiri.

Artinya, kata Jahja, Prancis mengambil kebijakan setelah pandemi di negara tersebut memakan banyak korban dan pada akhirnya membuat tak sedikit pengusaha kembali tertekan. "Jadi kalau prediksi susah sekali dalam keadaan sekarang," tuturnya.

Jahja menjelaskan, penurunan tingkat penyaluran kredit oleh bank belakangan ini tak lepas dari kombinasi permintaan kredit yang melemah dan pelunasan kredit yang tinggi. Pernyataan itu menanggapi data yang dirilis dalam laporan Analisis Uang Beredar Bank Indonesia.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Dalam laporan itu dipaparkan pertumbuhan kredit pada akhir September 2020 mencapai minus 0,4 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Realisasi ini merosot dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 0,6 persen YoY.

Meski begitu, Jahja tetap optimistis. Bahkan yang terjadi saat ini, menurut dia, permintaan kredit sudah mulai masuk dalam proses pemulihan. BCA pun yakin bisa menyalurkan kredit lebih baik untuk akhir tahun ini dan tahun depan. "Kami akan berusaha cari kesempatan apakah nasabah butuh kredit, tetapi harus sesuai dengan standar yang dibutuhkan bank," ucap Jahja.

Saat ini, kata Jahja, ketersediaan likuiditas dan modal pun bukan menjadi masalah bagi BCA dalam ekspansi kredit. Perseroan bahkan sudah menekan beban dana, yang perlahan-lahan ditransmisikan ke suku bunga kredit untuk membantu percepatan pemulihan ekonomi.

Lebih jauh, Jahja menjelaskan, debitur-debitur saat ini juga mendapat keringanan yang cukup besar dari sisi restrukturisasi dan penjaminan kredit. "Kami sangat bersyukur atas program relaksasi dari regulator yang membantu perbankan dan nasabah dalam melewati masa yang sulit untuk mencapai pemulihan,” tuturnya.

BISNIS

Baca: Tumbuh 12,3 Persen, Aset BCA Lampaui Seribu Triliun Rupiah

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

18 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

3 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

4 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

5 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya