Bank Indonesia: Pemesanan Vaksin Membuat Investor Global Yakin dengan RI

Rabu, 28 Oktober 2020 05:50 WIB

Wartawan tengah melihat secara daring pemaparan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Jakarta, Rabu, 29 April 2020. Bank Indonesia (BI) mengumumkan bid yang masuk untuk Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 44,4 triliun. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pemesanan vaksin COVID-19 oleh pemerintah menumbuhkan keyakinan investor global terhadap sektor keuangan Indonesia karena keberadaan vaksin dinilai mendukung pemulihan ekonomi.

Confident investor global juga didukung Indonesia juga sudah melakukan pemesanan vaksin,” kata Perry Warjiyo dalam jumpa pers daring bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, kepercayaan investor global terhadap Indonesia masih cukup baik terlihat dari aliran modal asing ke pasar keuangan khususnya surat berharga negara (SBN) dalma negeri terus berlanjut, meski belum naik pesat.

Kondisi itu, lanjut dia, akan mendukung sitsem keuangan dalam negeri secara keseluruhan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, bank sentral ini mencatat pada awal Oktober 2020, aliran masuk modal asing secara berangsur membaik sehingga per 9 Oktober 2020 tercatat net inflows sebesar 0,33 miliar dolar AS.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2020 tetap tinggi yakni 135,2 miliar dolar AS, setara pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Ke depan, defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal.

Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga dan berpotensi menguat dengan didukung inflasi akhir tahun yang diprediksi rendah di bawah dua persen dan neraca pembayaran yang terus surplus.

Dengan sejumlah kondisi itu, ia memperkirakan prospek sistem keuangan Indonesia pada triwulan III-IV tahun 2020 akan baik.

BI, kata dia, akan terus melanjutkan kebijakan moneter dan makro prudensial yang longgar di antaranya penurunan suku bunga acuan yang saat ini mencapai 4 persen dan total sudah diturunkan 200 basis poin sejak Juli 2019.

<!--more-->

Kemudia, lanjut dia, BI akan melanjutkan ekspansi atau injeksi likuiditas kepada pasar keuangan dan perbankan serta melanjutkan komitmen pendanaan APBN 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan pemerintah telah menjalin kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin COVID-19 di antaranya dengan Sinovac, Astra Zeneca, Sinopharma dan Cansino.

Beberapa waktu lalu, pemerintah menandatangani letter of intent dengan Astra Zeneca untuk penyediaan 100 juta dosis vaksin COVID-19.

Selain itu, sebanyak tiga juta vaksin COVID dari Sinovac juga rencananya akan mulai masuk RI akhir tahun ini dan 15 juta dosis dalam bentuk bahan baku disiapkan dan akan diproduksi oleh Bio Farma.

Pemerintah juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih yang dilaksanakan oleh enam institusi di Tanah Air yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.

Baca: BI: Pertumbuhan Uang Beredar Tetap Tinggi, Rp 6.742 T pada September 2020



Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

1 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

12 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

13 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya