Ada Stimulus Penerbangan, Angkasa Pura II Prediksi Penumpang Naik 9 Persen
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 24 Oktober 2020 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaludin memperkirakan terjadi lonjakan penumpang mencapai 7 hingga 9 persen pada masa libur panjang yang dimulai 28 Oktober. Hal itu, kata dia, terjadi karena dorongan stimulus dari pemerintah di sektor penerbangan.
"Kalau sekarang sudah ada stimulus, prediksi kami karena ini masih baru dan minggu depan sudah terjadi stimulusnya, baru sekarang animo masyarakat ada, artinya sudah beli tiket dan lain sebAgainya, prediksi kami kisaran 7 sampai 9 persen," kata Awaludin dalam diskusi virtual, Sabtu, 24 Oktober 2020.
Kondisi libur mendatang itu, kata dia, berbeda dengan perkiraan sebelumnya tanpa stimulus yang meningkat 4 hingga 6 persen.
Dengan akan adanya lonjakan itu, kata dia, bandara yang masuk dalam AP II akan tegas menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, dia meyakinkan bandara yang dikelola oleh AP II akan mematuhi syarat pemerintah agar batas maksimum kapasitas adalah 50 persen.
"Kami juga akan melakukan rebalancing traffic terutama di Bandara Soekarno-Hatta. Misalnya maskapai Citilink yang telah kami pindahkan ke terminal III supaya tidak terjadi penumpukan," ujarnya.
<!--more-->
Adapun dia memperkirakan akan ada 1,45 juta penumpang dengan 19.958 penerbangan pada keseluruhan Oktober 2020.
Sebelumnya pemerintah menghapus biaya Pelayanan Jasa Penumpang PesawatUdara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC) atau airport tax kepada para penumpang yang berangkat dari 13 bandara yang ditentukan dalam upaya mendorong kebangkitan industri penerbangan dan pariwisata.
Stimulus itu diberlakukan bagi calon penumpang yang membeli tiket mulai dari tanggal 23 Oktober 2020 jam 00.01 WIB hingga 31 Desember 2020 jam 23.59 WIB, dan tiket yang dibeli untuk penerbangan sebelum jam 00.01 tanggal 1 Januari 2021.
Adapun Angkasa Pura II mencatat rasio slot utilisasi di lima bandara utama AP II masih jauh dari batas maksimum 50 persen pada 22 Oktober. Misalnya Bandara Soekarno-Hatta di level 38 persen, Bandara Halim Perdana Kusuma 25 persen dan Bandara Kualanamu 35 persen.
Baca: Volume Angkutan Kargo di Bandara AP II Tembus 152 Juta Kg di Kuartal III
HENDARTYO HANGGI