Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memproyeksikan perkembangan harga pada Oktober 2020 terjadi inflasi sebesar 0,08 persen secara month to month. Hal itu berdasarkan survei Pemantauan Harga Bank Indonesia pada minggu IV Oktober 2020.
"Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan tertulis, Jumat, 23 Oktober 2020.
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2020 secara tahun kalender sebesar 0,97 persen year to date, dan secara tahunan sebesar 1,46 persen year on year.
Penyumbang utama inflasi pada periode laporan berasal dari komoditas cabai merah sebesar 0,09 persen (mtm), bawang merah sebesar 0,03 persen (mtm), minyak goreng dan daging ayam ras masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas telur ayam ras sebesar -0,04 persen (mtm), serta beras dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).
Dia mengatakan BI terus mencermati kondisi perekonomian Indonesia, khususnya nilai tukar dan inflasi.
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
"Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan," ujarnya.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
3 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.