Bos Pefindo: Pandemi Untungkan Bank Besar Secara Likuditas

Reporter

Antara

Selasa, 20 Oktober 2020 16:30 WIB

Pefindo Biro Kredit Beroperasi Akhir 2016

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Salyadi Saputra menilai pandemi Covid-19 justru menguntungkan bank-bank besar secara likuiditas, namun tidak secara kualitas aset (asset quality).

"Kalau kita lihat bank BUKU III, apalagi bank BUKU IV secara likuiditas malah diuntungkan dengan kondisi sekarang. Setiap krisis, bank-bank BUKU IV atau bank-bank yang cukup besar dan cukup kuat itu malah diuntungkan, karena ada shifting dari bank-bank yang BUKU I, BUKU II, mereka akan pindah ke BUKU IV," ujar Salyadi dalam seminar Capital Market Summit & Expo 2020 di Jakarta, Selasa, 20 Oktober 2020.

Di industri perbankan, lanjut Salyadi, dampak pandemi Covid-19 beragam. Jika bank-bank besar secara likuiditas justru longgar, bank-bank kecil justru mengalami likuiditas yang ketat.

Merespons hal tersebut, Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru saja menyepakati penguatan proses dalam pemberian Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek (PLJP) kepada perbankan yang mengalami kesulitan likuiditas.

"Jadi di banking ini mix. Ada bank yang sangat-sangat terpengaruh dan mungkin struggling, ada juga bank, buku IV misalnya, mereka malah diuntungkan secara likuiditas. Bukan secara asset quality ya. Karena asset quality kita tahu sendiri sebetulnya kalau bisnis-bisnis atau kreditur mereka terpengaruh, otomatis asset quality dari bank tersebut terpengaruh," kata Salyadi.

Kendati demikian, lanjut dia, dengan adanya relaksasi dari OJK tentang pencatatan pencadangan untuk kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL), itu cukup membantu bank.
<!--more-->
Pefindo telah mengelompokkan industri berdasarkan dampak yang dirasakan akibat pandemi Covid-19. Beberapa sektor industri diperkirakan masih akan mengalami tekanan seiring pandemi yang belum berakhir.

"Misalkan airport itu kita anggap sebagai very high impacted. Ada yang high impacted salah satunya perusahaan konstruksi. Banking itu kita lihat sebagai yang moderate. Kenapa banking? Karena di banking ini banyak yang segmennya atau sangat tergantung dari buku I, BUKU II, BUKU III, dan BUKU IV," ujar Salyadi.

Sementara itu ada beberapa industri yang dianggap tidak terlalu terpengaruh oleh pandemi atau bahkan cenderung netral seperti sektor kesehatan, obat-obatan, dan telekomunikasi.

"Sektor-sektor tersebut mungkin bisa kita anggap netral walaupun seperti telekomunikasi tetap ada pengaruhnya ya, tapi tidak separah industri-industri yang lainnya. Termasuk juga food and beverages dengan kondisi seperti ini, walaupun WFH konsumsi terhadap makanan tentunya tidak akan berubah," katanya.

ANTARA

Baca juga: BI dan OJK Sepakati Aturan Main Pinjaman Likuiditas untuk Perbankan

Berita terkait

Jika Kartu ATM Tak Bisa Digunakan Karena Kedaluwarsa, Apa yang Harus Dilakukan?

2 hari lalu

Jika Kartu ATM Tak Bisa Digunakan Karena Kedaluwarsa, Apa yang Harus Dilakukan?

Berikut mengapa kartu ATM kadaluarsa dan langkah-langkah mengganti kartu ATM yang kadaluarsa di bank

Baca Selengkapnya

SOBP OJK: Kinerja Perbankan di Triwulan III Baik Seiring Membaiknya Ekonomi Domestik

10 hari lalu

SOBP OJK: Kinerja Perbankan di Triwulan III Baik Seiring Membaiknya Ekonomi Domestik

Hasil sigi ini menemukan responden makin optimistis bahwa kinerja perbankan akan semakin baik pada triwulan III 2024.

Baca Selengkapnya

Muncul Tren Menggadaikan SK di Kalangan Anggota DPRD, Begini Prosedurnya

12 hari lalu

Muncul Tren Menggadaikan SK di Kalangan Anggota DPRD, Begini Prosedurnya

Tak berbeda dengan PNS, tren menggadaikan SK setelah dilantik juga merebak di kalangan anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Alasan Bank BTPN Ubah Nama: Merger dengan Bank Jepang

21 hari lalu

Alasan Bank BTPN Ubah Nama: Merger dengan Bank Jepang

Setelah merger dengan bank Jepang, PT Bank BTPN resmi mengganti nama menjadi PT Bank SMBC Indonesia.

Baca Selengkapnya

BI Salurkan Insentif Likuiditas Rp 255,8 Triliun untuk Sektor Prioritas

23 hari lalu

BI Salurkan Insentif Likuiditas Rp 255,8 Triliun untuk Sektor Prioritas

BI telah menyalurkan insentif likuiditas sebesar Rp255,8 triliun hingga Juni 2024 untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor prioritas.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Luncurkan OCTO Merchant di Solo, Dukung Transaksi Pembayaran Non-Tunai bagi UMKM

24 hari lalu

CIMB Niaga Luncurkan OCTO Merchant di Solo, Dukung Transaksi Pembayaran Non-Tunai bagi UMKM

PT Bank CIMB Niaga Tbk. resmi meluncurkan aplikasi OCTO Merchant untuk mendukung transaksi pembayaran non-tunai bagi merchant UMKM.

Baca Selengkapnya

Ulang Tahun, Aplikasi Jenius Tawarkan Beragam Promo

29 hari lalu

Ulang Tahun, Aplikasi Jenius Tawarkan Beragam Promo

Aplikasi bank digital Jenius menawarkan sejumlah promo menarik.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Sebut Prabowo Setujui Anggaran IKN; Scammer Ubah Nomor Telepon Hotel, Bank, dan Money Changer

39 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Sebut Prabowo Setujui Anggaran IKN; Scammer Ubah Nomor Telepon Hotel, Bank, dan Money Changer

Presiden Jokowi mengatakan presiden terpilih Prabowo Subianto telah menyetujui anggaran untuk percepatan pembangunan infrastruktur di IKN.

Baca Selengkapnya

OJK: Pejudi Online Bisa Kena Blacklist dari Seluruh Industri Jasa Keuangan

42 hari lalu

OJK: Pejudi Online Bisa Kena Blacklist dari Seluruh Industri Jasa Keuangan

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan, pelaku yang terbukti melakukan aktivitas judi online bisa di-blacklist dari seluruh industri jasa keuangan.

Baca Selengkapnya

Bank Mandiri Mengklaim Menjadi Green Market Leader

44 hari lalu

Bank Mandiri Mengklaim Menjadi Green Market Leader

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar menyatakan bahwa Bank Mandiri merupakan green market leader di antara empat bank besar Indonesia

Baca Selengkapnya