Sri Mulyani Bandingkan Utang Indonesia dan Negara Lain

Senin, 19 Oktober 2020 10:40 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan keterangan pers APBN KiTa di kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2019. Kementerian Keuangan mencatat defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 31 Juli 2019 sebesar Rp183,7 triliun atau 1,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali memberi penjelasan soal utang Indonesia yang menjadi sorotan beberapa waktu terakhir. Menurut dia, kenaikan utang ini merupakan tren yang sedang terjadi secara global di tengah pandemi COvid-19.

"Semua negara terjadi kenaikan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual pada Senin 19 Oktober 2020.

Sebelumnya, utang Indonesia menjadi sorotan dalam laporan terbaru Bank Dunia. Lembaga ini menyebut Indonesia masuk dalam 10 besar negara berpendapatan menengah kecil alias berkembang yang memiliki utang luar negeri terbesar. Akan tetapi, Sri Mulyani membandingkan utang Indonesia tidak hanya dengan negara berkembang, tapi juga negara maju.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa tren kenaikan utang secara global ini terjadi karena banyak negara memperlebar defisit anggaran mereka. Pelebaran bahkan terjadi secara besar di negara yang selama ini menerapkan defisit secara hati-hati.

Contohnya adalah Kanada. Defisit mereka diperlebar jauh dari minus 0,3 persen terhadap PDB pada 2019, menjadi minus 19,9 persen pada 2020. Pelebaran ini kemudian membuat rasio utang terhadap PDB mereka naik dari 88,6 persen pada 2019 menjadi 114,6 persen.

Kenaikan utang, kata Sri Mulyani, juga terjadi di negara yang sangat konservatif mengenai utang. Contohnya adalah Jerman yang mengalami kenaikan utang dari 59,5 persen terhadap PDB pada 2019 menjadi 73,3 persen pada 2020. Kenaikan terjadi karena anggaran mereka berubah dari surplus 1,5 persen di 2019 menjadi defisit minus 8,2 persen di 2020.
<!--more-->
Sementara rasio utang Indonesia di 2019 berada di posisi 30,5 persen terhadap PDB. Tahun 2020, akan naik menjadi 38,5 persen. Ini terjadi karena defisit Indonesia diperlebar dari minus 2,3 persen menjadi minus 6,3 persen.

Tahun 2021, utang Indonesia dipatok sebesar 41,8 persen terhadap PDB. Akan tetapi, defisit tetap diturunkan menjadi minus 5,5 persen. "Kami sudah melihat ada pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani.

Lalu, berikut daftar proyeksi rasio utang terhadap PDB berbagai negara dalam paparan Sri Mulyani (dari tahun 2019 ke tahun 2020).

1. Jepang: 238 persen menjadi 266,2 persen
2. Italia: 134,8 persen menjadi 161,8 persen
3. AS: 108,7 persen menjadi 131,2 persen
4. Prancis: 98,1 persen menjadi 118,7 persen
5. Kanada: 88,6 persen menjadi 114,6 persen
6. Inggris: 86,4 persen menjadi 108 persen
7. India: 72,3 persen menjadi 89,3 persen
8. Jerman: 59,5 persen menjdi 73,3 persen
9. Malaysia: 57,2 persen menjadi 67,6 persen
10. Cina: 52,6 persen menjadi 61,7 persen
11. Thailand: 41,1 persen menjadi 50,4 persen
12. Filipina: 37 persen menjadi 48,9 persen
13. Indonesia: 30,5 persen menjadi 38,5 persen

FAJAR PEBRIANTO

Baca juga: Bank Dunia Soroti Utang RI, Kemenkeu Sebut Lebih Kecil Dibanding Negara G20 Lain

Berita terkait

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

13 jam lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

3 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

3 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

4 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

4 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya