Terawan Sebut Kelompok Prioritas yang Dapat Vaksin Asal Cina dan Inggris
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 15 Oktober 2020 11:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berharap vaksin Covid-19 yang berasal dari Cina dan Inggris bisa memenuhi cakupan minimal pemberian vaksin kepada 70 persen penduduk di Indonesia. Vaksin itu adalah Sinovac maupun Sinopharm milik Cina dan AstraZeneca yang dikembangkan Inggris.
“Sambil menunggu vaksin Merah Putih yang diperkirakan baru akan siap pada awal 2022, kita manfaatkan kerja sama dengan RRT (Cina) dan Inggris. Karena vaksin ini perlu dua kali suntik, maka kita perlu atur prioritas pemberian vaksin, kita prioritaskan dahulu pada tenaga kesehatan,” Kata Terawan seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu, 14 Oktober 2020.
Adapun Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menargetkan hingga awal Januari 2021 Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sudah bisa menginjeksi vaksin Covid-19 kepada hampir 100 juta masyarakat.
“Critical time kita tiga bulan ke depan sampai vaksin ini jalan kita harapkan Desember awal. Pemerintah sudah menyiapkan baik Kasad, Polri, unsur-unsur kesehatan untuk melakukan injeksi di tempat-tempat yang akan diprioritaskan nanti terutama bagian kesehatan dan pembantunya,” kata Luhut dalam konferensi pers virtual pada pertengahan September silam.
<!--more-->
Hingga Januari 2021 nanti, Luhut menegaskan, Satgas Penanganan Covid-19 sudah bisa menginjeksi vaksin Covid-19 kepada hampir 100 juta masyarakat. “Kalau itu terlampaui, sampai Januari 2021 nanti sudah hampir 100 juta yang diinjeksi saya kira mungkin sudah mulai terkendali itu target kita, karena tahun depan kita akan mendapat 270 juta lebih vaksin, mungkin saya kira bisa lebih dari angka itu,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya mengatakan pemerintah sedang menjemput 50 juta dosis vaksin Covid-19, yakni Astra Zeneca, yang diproduksi oleh perusahaan AstraZeneca PLC. AstraZeneca PLC ialah perusahaan farmasi berbasis di Inggris yang merupakan hasil merger antara perusahaan Swedia Astra AB dan perusahaan Britania Zeneca.
“Astra Zenica ini sudah ada komitmen 100 juta dan 50 juta (dosis vaksin). Sekarang sedang berangkat Menteri Kesehatan mempersiapkan 50 juta yang diorder pertama dan dibayar berbasis pada Bio Farma--PT Bio Farma (Persero)--yang mengadakan,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Senin, 12 Oktober 2020.
Hingga akhir kuartal keempat, Airlangga mengatakan pemerintah berupaya mendatangkan 271,3 juta dosis vaksin Covid-19. Selain dengan Astra Zenica, pemerintah menjalin kerja sama dengan Cina untuk penyediaan vaksin Sinovac dan Cansino serta dengan Uni Emirat Arab untuk pengadaan vaksin G-42.
BISNIS | FRANCISCA CHRISTY
Baca: Terawan: Pemerintah Tanggung Biaya Vaksin Covid-19 untuk 2 Kelompok Masyarakat