Vaksin dari Cina dan UEA Masuk November, Luhut Singgung Mitra dengan Rumah Sakit
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 12 Oktober 2020 08:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengupayakan vaksin Covid-19 tersedia mulai November 2020. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun berharap sejumlah pihak, termasuk rumah sakit, memperkuat kerja samanya.
"Saya ingin lebih banyak kerja sama antar rumah sakit, pertukaran dokter dan tenaga kesehatan, kolaborasi riset dan teknologi antar-kedua negara (yang bekerja sama dalam pengadaan vaksin),” ujar Luhut dalam keterangannya, Senin, 12 Oktober 2020.
Luhut bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir, dan Duta Besar RI untuk Cina Djauhari Oratmangun baru saja mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Cina serta jajarannya terkait kerja sama vaksi. Pertemuan diadakan pada akhir pekan lalu di Yunan, yang juga dihadiri pimpinan perusahaan produsen vaksin Covid-19, yakni Cansino, Sinovac, dan G42-Sinopharm.
Pertemuan ini bertujuan untuk memfinalisasi pembelian vaksin Covid-19 yang telah dijajaki oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beberapa waktu lalu. Saat ini, vaksin dari ketiga perusahaan tersebut telah masuk tahap akhir uji klinis tahap tiga dalam proses mendapatkan Emergency Use Authorization di sejumlah negara.
Adapun vaksin Cansino telah melakukan uji klinis tahap ketiga di Cina, Arab Saudi, Rusia, dan Pakistan. Sedangkan vaksin G42-Sinopharm melakukan uji klinis tahap ketiga di Cina, Uni Emirat Arab, Peru, Moroko, dan Argentina.
Sementara, itu Sinovac melakukan uji klinis tahap ketiga di Cina, Indonesia, Brazil, Turki, Banglades, dan Cili. Pemerintah memastikan dokumen Emergency Use Authorization dari Pemerintah Cina telah diperoleh ketiga perusahaan tersebut pada Juli 2020. Pemerintah UAE pun ikut memberikan emergency use authorization kepada vaksin G42-Sinopharm.
Adapun Honesti Basyir mengatakan jaminan halal untuk vaksin Sinovac dan Cansino akan diberikan oleh MUI dalam proses pengujian data. Begitu pula juga dengan jaminan halan vaksin G42-Sinopharm. “MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42” kata Honesti.
<!--more-->
Pada tahap pertama, Cansino akan menyediakan 100 ribu dosis vaksin (single dose) yang akan masuk mulai November. Sedangkan vaksin G42-Sinopharm bakal tersedia sebanyak 15 juta dosis vaksin (dual dose). Sebanyak 5 juta dosis akan mulai datang pada November 2020 dan sisanya masuk secara bertahap hingga akhir 2020.
Sementara itu, perusahaan Sinovac menyanggupi pengadaan 3 juta dosis vaksin hingga akhir Desember 2020 dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November dan 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada pekan pertama Desember 2020. Sinovac pun berkomitmen menyediakan 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.
Sedangkan untuk 2021, Sinopharm mengusahakan penyediaan 50 juta (dual dose) dan Cansino 20 juta (single dose), Sinovac 125 juta (dual dose). Adapun Cnasino menyediakan sekitar 15-20 juta hingga 2021.
Single dose berarti satu orang hanya membutuhkan satu kali imunisasi. Sedangkan dual dose membutuhkan dua kali vaksinasi untuk satu orang.
Adapun Terawan menerangkan, imunisasi vaksin akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan aparatur keamanan yang berada di garis terdepan dalam penanganan Covid-19. “Pada tahap awal, kami akan memberikan prioritas vaksin kepada mereka yang di garda terdepan, yaitu medis dan paramedic, pelayanan public, TNI/Polri, dan seluruh tenaga pendidik,” kata Terawan.
Ia memastikan bakal segera melakukan simulasi di beberapa puskesmas. Sejak akhir September 2020, Terawan mengklaim pihaknya telah menggelar pelatihan kepada tenaga kesehatan mengenai tata-cara imunisasi vaksin Covid-19.
Untuk menjaga akuntabilitas, vaksin subsidi dan maupun mandiri akan diadakan melalui Bio Farma, sebagai BUMN yang ditunjuk untuk pengadaan vaksin. Karena itu, dalam waktu dekat, Bio Farma diminta memaparkan kepada publik mengenai biaya pembelian vaksin dari semua mitra kerja samanya.
Baca: Cina Ingin Indonesia Jadi Pusat Vaksin di ASEAN