Produksi Industri Kabel Listrik Bakal Jeblok Hingga 50 Persen, Ini Sebabnya
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 10 Oktober 2020 20:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Produsen Kabel (Apkabel) Noval Jamalullail memperkirakan volume produksi industri kabel listrik sampai akhir 2020 bakal anjlok hingga 50 persen. Ia menduga hal ini terjadi karena permintaan kabel listrik sepanjang tahun ini menurun drastis.
Noval menyebutkan sebagian pabrikan akan kembali berproduksi pada kuartal IV tahun 2020. Meski sudah mulai bergerak, asosiasi mendata peningkatan utilisasi secara industri masih lambat.
"Mungkin (pabrikan masih) wait and see. Estimasi proyeksi (volume produksi) sampai akhir tahun mungkin hanya 50 persen dari tahun 2019," ucapnya, Sabtu, 10 Oktober 2020.
Pabrikan kabel selama ini dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan tujuan pasarnya, yakni untuk proyek PT PLN (Persero), proyek non-PLN, peritel, dan gabungan antara ketiga pasar tersebut. Saat ini, pabrikan kabel yang berorientasi proyek PLN hanya memiliki utilisasi pabrikan dibawah level 10 persen.
Artinya, kegiatan yang ada di pabrikan tidak berkaitan dengan proses produksi alias hanya memasok kabel ke PLN. "Mereka (pabrikan kabel) sudah bikin (kabel pesanan PLN), tapi kalau surat pesanan barang (tidak dikirimkan) stoknya jadi idle. Makanya, posisinya di industri banyak (kabel idle)."
Lebih jauh Noval menjelaskan, tingginya pasokan barang di gudang pabrikan membuat biaya pergudangan melonjak. Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah mempercepat pemberian dana talangan utang yang telah disetujui oleh DPR kepada PLN.
Sementara itu, utilisasi pabrikan dengan orientasi proyek non PLN memiliki utilisasi di kisaran 20 persen-30 persen. Noval menyebutkan banyak pabrikan berorientasi proyek non-PLN menghentikan mesin produksinya karena proyek infrastruktur maupun konstruksi menunda pembangunannya.
Terakhir, pabrikan yang menyasar peritel memiliki utilisasi sedikit lebih tinggi atau di kisaran 30 persen-40 persen. Noval menyampaikan hal tersebut disebabkan oleh pelonggaran protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Juni-Juli.
Industri kabel listrik lokal memiliki kapasitas produksi kabel transmisi listrik bawah tanah berkapasitas 50Kv-150Kv (Kilovolt) sepanjang 3.420 kilometer per tahun. Adapun permintaan kabel listrik layang berkapasitas 150Kv-500Kv untuk mentransmisikan daya dari pembangkit listrik ke gardu listrik mencapai sekitar 64.400Km pada 2019.
BISNIS
Baca: PLN Perpanjang Program Diskon Tambah Daya di Papua Hingga Akhir Oktober