Sejumlah warga binaan membuat kerajinan mebel di Lapas Klas 1 Surabaya di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 24 Agustus 2016. Berbagai kerajinan mebel buatan warga binaan tersebut telah diekspor ke pasar Korea Selatan dan Eropa. ANTARA/Umarul Faruq
TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan IndustriMebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) mencatat hilangnya permintaan pada April-Juni 2020 membuat sebagian besar pabrikan menghentikan produksinya sejak Agustus 2020. Terlebih, tidak adanya pameran mebel pada akhir kuartal III 2020 membuat mesin-mesin di sebagian pabrikan belum akan menyala.
"Kalkulasi kami mungkin akan tetap terjadi penurunan dibanding [nilai ekspor] tahun lalu yang US$ 2,5 miliar. Kalau kami lihat di lapangan bisa saja mengalami penurunan 8-12 persen. Lumayan besar, karena ada stop order," kata anggota Presidium HIMKI Abdul Sobur kepada Bisnis, Sabtu, 10 Oktober 2020.
Dengan kata lain, nilai ekspor industri furnitur sampai akhir 2020 hanya akan mencapai sekitar US$ 2,25 miliar. Sobur meramalkan perbaikan permintaan pada industri mebel baru akan membaik setidaknya pada kuartal II 2021.
Penurunan nilai ekspor tersebut menggambarkan performa industri mebel secara keseluruhan mengingat 95 persen pabrikan mebel nasional berorientasi ekspor. Adapun, sekitar 80 persen dari total pabrikan di industri mebel masih berskala industri kecil dan menengah (IKM).
Sobur mencatat saat ini median utilisasi industri mebel berada di kisaran 40 persen. Adapun, angka tersebut membaik dari angka pada April 2020 di kisaran 20 persen.
"Tren akan naik meski tidak signifikan. Kami prediksi terutama awal tahun depan akan lebih tinggi [tingkat utilisasi industri mebel nasional]," ucapnya
Sobur menyampaikan peningkatan utilisasi per September 2020 tersebut disebabkan oleh peningkatan permintaan dari pasar global. Menurutnya, peretail di pasar global meyakini bahwa pandemi global yang terjadi saat ini dapat diatasi awal 2021, tepatnya sekitar Februari-Maret. <!--more--> Dengan demikian, keyakinan tersebut membuat utilisasi pabrikan mebel berorientasi ekspor meningkat ke kisaran 40-50 persen pada akhir kuartal III 2020.
Sementara itu, Sobur mencatat utilisasi pabrikan mebel berorientasi lokal masih berada di kisaran 30 persen. Walakin, Sobur optimistis lemahnya permintaan di dalam negeri hanya sementara.
"Pasar domestik akan kembali slow down, melambat tentunya [hingga akhir 2020], meskipun tidak sedramatis pada awal pandemi yang sangat drastis [penurunan utilisasinya]," ucapnya.
LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada
10 hari lalu
LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada
Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.