Fraksi Demokrat Menilai RUU Cipta Kerja Cacat Prosedur

Reporter

Tempo.co

Senin, 5 Oktober 2020 23:31 WIB

Anggota Fraksi Partai Demokrat DPR RI melakukan walk out dalam rapat paripurna penutupan masa persidangan I tahun sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020. Sebanyak tujuh fraksi menyetejui sementara dua fraksi yaitu Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera menolak RUU Cipta Kerja tersebut. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Demokrat di DPR menilai Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja cacat secara perosedur. “Selain kecacatan konsistensi, RUU Cipta kerja ini cacat prosedur,” kata anggota Fraksi Demokrat Marwan Cik Asan dalam rapat paripurna Pembicaraan Tingkat II RUU Cipta Kerja di Senayan, Jakarta, Senin, 5 Oktober 2020.

Menurut Marwan, RUU Cipta Kerja digadang-gadang sebagai regulasi untuk mempermudah dan memperlancar jalannya dunia usaha untuk meningkatkan investasi dan memperluas lapangan kerja. Namun, kata dia, masyarakat di pihak lain menilai, rancangan undang-undang ini sarat dengan berbagai agenda. Agenda itu, menurut dia, berpotensi merusak lingkungan hidup dan melanggar hak-hak masyarakat.

Ia menambahkan RUU Cipta Kerja sebaiknya tidak saja bertujuan memberikan kemudahan serta mengurai soal regulasi yang tumpah tindih. Tetapi harus memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak dan kelompok yang terdampak langsung terhadap investasi. Seperti buruh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta kelompok rentan lainnya. “Baik itu nelayan, petani, maupun peternak,” ujar dia.

Fraksi Demokrat pun menyayangkan niat baik pemerintah dalam rancangan omnibus law ini. Menurut penjelasan Marwan, rancangan undang-undang tersebut tidak diimbangi dengan mekanisme pembahasan rancangan yang ideal. Rancangan undang undang sapu jagat ini dinilai terlalu cepat dan terburu-buru. Sehingga Demokrat merasa pembahasan substansi pasal per pasal, dalam undang-undang ini kurang mendalam.

RUU Cipta Kerja harus prospektif atau melihat berbagai problem yang muncul di masa akan datang. Karena itu RUU Cipta Kerja harus bersifat jangka panjang dan bermanfaat untuk kehidupan rakyat. “Karena baik-buruk suatu negara dapat dilihat dari produk perundang-undangannya,” tutur dia.

IHSAN RELIUBUN

Berita terkait

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

18 menit lalu

Bendera One Piece Berkibar di Tengah Aksi May Day

Bendera bajak laut topi jerami yang populer lewat serial 'One Piece' berkibar di tengah aksi memperingati Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

1 jam lalu

Said Iqbal Ungkap Dua Tuntutan Buruh Saat May Day

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, mengungkapkan dua tuntutan para pekerja di Indonesia pada Hari Buruh Internasional alias May Day.

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

2 jam lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

2 jam lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

8 jam lalu

Hari Buruh, Aspek Tuntut Pengesahan RUU PRT dan Pencabutan UU Cipta Kerja

Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia kembali menuntut pencabutan pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja dalam peringatan Hari Buruh.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

10 jam lalu

15 Ribu Buruh Asal Bekasi akan Geruduk Istana, Tolak Outsourcing dan Omnibus Law

Sekitar 15 ribu buruh asal wilayah Bekasi akan melakukan aksi May Day atau peringatan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024 di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

2 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

2 hari lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

5 hari lalu

Nasdem Dukung Pemerintahan Prabowo, Politikus Demokrat Anggap Penguatan Koalisi

Menurut Herman, bergabungnya NasDem menandakan koalisi Prabowo-Gibran semakin kuat dan penting untuk membangun kebersamaan.

Baca Selengkapnya