Deflasi 3 Bulan Berturut-turut, BPS Sebut Rekor Baru Pasca 1999

Kamis, 1 Oktober 2020 12:52 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto serta Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti di kantor BPS Indonesia, Pasar Baru, Jakarta, 15 Maret 2018. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat terjadinya deflasi secara bulanan sebesar 0,05 persen pada September 2020. Dengan demikian, maka deflasi bulan ke bulan tercatat sudah terjadi selama tiga bulan berturut-turut sejak Juli hingga September 2020. Rinciannya, Juli deflasi 0,1 persen, Agustus 0,05 persen, dan September 0,05 persen.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto mengatakan terakhir kali Indonesia mengalami deflasi berturut-turut relatif panjang adalah pada 1999. Kala itu, deflasi terjadi dari Maret hingga September 1999.

"Sehingga pada tahun 1999 itu terjadi deflasi berturut-turut selama tujuh bulan," ujar Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis, 1 Oktober 2020.

Suhariyanto memperkirakan daya beli masyarakat yang masih rendah menyebabkan deflasi kembali terjadi pada September 2020. Hal tersebut tercermin dari perkembangan tingkat inflasi inti yang trennya terus turun sejak Maret 2020.

"Dari sisi permintaan nampaknya daya beli masyarakat masih rendah yang ditunjukkan inlasi inti yang kembali menurun di September 2020," ujar Suhariyanto. Ia mengatakan angka inflasi inti pada periode ini adalah yang terendah sejak BPS dan Bank Indonesia mulai mencatat komponen tersebut di 2004.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Suhariyanto menyebut inflasi inti bulanan pada September 2020 adalah sebesar 0,13 persen dan andilnya adalah sebesar 0,08 persen. Sementara secara tahun ke tahun, inflasi inti pada September 2020 tercatat 1,86 persen.

Inflasi inti disumbang antara lain oleh uang kuliah, akademi atau perguruan tinggi yang andilnya 0,03 persen, serta kenaikan harga emas perhiasan yang andilnya 0,01 persen.

Untuk harga yang diatur pemerintah, tutur Suhariyanto, deflasinya adalah 0,19 persen, dengan sumbangan 0,03 persen. Komoditas penyumbang komponen ini adalah penurunan tarif angkutan udara yang andilnya 0,04 persen.

Kemudian, untuk harga yang bergejolak, BPS mencatat deflasi 0,6 persen, dengan sumbangan 0,1 persen. Banyaknya komoditas yang mengalami penurunan harga, menurut Suhariyanto, menunjukkan bahwa pasokan barang cukup.

Sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga, kata dia, antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, serta sayuran seperti tomat cabai rawit. Walau demikian, ada pula komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi, antara lain minyak goreng dan bawang putih.

"Dapat disimpulkan bahwa pada September deflasi 0,05 persen, dari sisi pasokan cukup, dari sisi permintaan nampaknya daya beli masyarakat masih rendah yang ditunjukkan inlasi inti yang kembali menurun di september 2020," ujar Suhariyanto.

Baca juga: Survei BPS Sebut Protokol Covid-19 Dilanggar karena Tak Ada Sanksi

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

4 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

24 hari lalu

Muhadjir Effendy Sebut Bansos Penting untuk Dorong Daya Beli Masyarakat Miskin

Tak hanya Muhadjir, tiga menteri lain juga turut memberikan keterangan terkait bansos di sidang sengketa pilpres hari ini.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

25 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya