Nelayan Tradisional Keluhkan Minimnya Anggaran untuk Sektor Kelautan

Rabu, 23 September 2020 14:57 WIB

Ilustrasi Nelayan. ANTARA FOTO/Arnas Padda

TEMPO.CO, Jakarta – Sekretaris Jenderal DPP Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Iing Rohimin menilai kebijakan-kebijakan pemerintah selama ini belum terlalu menggembirakan bagi nelayan skala kecil. Ia mengatakan pemerintah tak banyak mengalokasikan anggaran bagi kesejahteraan nelayan.

“Soal anggaran APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah) untuk sektor nelayan atau kelautan rasionya masih sangat kecil dibandingkan dengan dinas lain,” kata Iing dalam diskusi virtual, Rabu, 23 September 2020.

Menurut Iing, sejauh ini alokasi anggaran bagi sektor kelautan kurang dari 20 persen dari total keseluruhan belanja dalam APBD. Padahal, sektor tersebut berperan besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dari sisi maritim.

Di samping itu, ia menyebut program-program yang dilaksanakan pemerintah untuk nelayan baru bersifat monumental. Iing mengatakan tak banyak program yang langsung menyentuh pada persoalan ekonomi nelayan.

Program-program yang diberikan pun dianggap masih berfokus untuk nelayan dengan kapal besar berukuran di atas 30 GT. Dengan begitu, bantuan-bantuan juga mengalir kepada nelayan dengan skala besar.

Iing mengkritik program budidaya yang selama ini digembar-gemborkan oleh pemerintah. “Sampai hari ini nelayan budidaya kami belum melihat dan merasakan keberhasilan dari program-program budidaya,” ucapnya.

Iing mengatakan, sejatinya pemerintah telah memiliki payung Undang-undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan untuk meningkatkan kesejahteraan pesisir. Namun, ia menilai pelaksanaan kebijakan perikanan dan kelautan selama ini belum mengoptimalkan klausul-klausul yang disebut dalam undang-undang.

“Jika dilaksanakan akan memberi dampak yang luar biasa,” ucapnya.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Muhammad Zaini, mengatakan pemerintah sejauh ini telah menyusun beberapa program untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan. Salah satunya, pemerintah akan memberikan perlindungan kepada nelayan kecil dengan membatasi ruang operasi kapal besar.

“Kami akan utamakan nelayan lokal. Setiap aturan memberikan perlindungan ke nelayan kecil dan kami membatasi kapal-kapal besar untuk tidak masuk ke wilayah penangkapan nelayan kecil,” kata dia.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Baca juga: Dana KUR 190 T, Sektor Kelautan dan Perikanan Hanya Dapat 0,97 Persen

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

4 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

6 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan Inpres di Gorontalo Senilai Rp 161 Miliar: Di Sini Ada Produksi Kelapa, Jagung..

7 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan Inpres di Gorontalo Senilai Rp 161 Miliar: Di Sini Ada Produksi Kelapa, Jagung..

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan pembangunan jalan daerah di Provinsi Gorontalo pada hari ini, Senin, 22 April 2024.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Bandara Panua Pohuwato yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

7 hari lalu

7 Fakta Bandara Panua Pohuwato yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato pada hari ini, Senin, 22 April 2024. Berikut 7 fakta Bandara Panua Pohuwato, Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

7 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

7 hari lalu

Wacana MRT di Tangsel, Benyamin Angkat Tangan Jika Gunakan Anggaran Pemda

Wacana pembangunan MRT kembali mencuat setelah sebelumnya proyek tersebut merupakan usulan dari Pemkot Tangsel pada beberapa tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato Senilai Rp 437 Miliar

7 hari lalu

Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato Senilai Rp 437 Miliar

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan bandara Panua Pohuwato, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, pada hari ini, Senin, 22 April 2024.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

11 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

12 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

13 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya