Luhut Jawab Sengkarut Data Pasien Covid-19 antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 19 September 2020 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menjawab isu sengkarut perbedaan data pasien terinfeksi virus corona antara pemerintah pusat dan daerah. Luhut mengatakan persoalan itu sudah tertangani dengan baik.
“Di bawah PIC (person in charge) sudah bicara, kemudian saya kirim lagi tim kami untuk lihat ke lapangan. Pemahaman kita sudah oke sekarang. Itu hal yang baik,” ujar Luhut dalam konferensi pers virtual, Jumat, 18 September 2020.
Menurut Luhut, pihaknya telah melakukan sinkronisasi data dengan pemerintah-pemerintah daerah, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Luhut juga telah berbicara dengan gubernur setempat, seperti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta Kementerian Kesehatan untuk menyisir adanya selisih jumlah pasien.
Dengan upaya tersebut, Luhut memastikan saat ini hampir tidak ada lagi perbedaan angka. Selanjutnya, ia menyatakan pemerintah akan terus menggencarkan pengetesan dan penelusuran terhadap masyarakat yang terindikasi terpapar virus corona.
“Testing kepada orang-orang yang punya gejala, jangan yang sehat-sehat semua dites,” ucapnya.
<!--more-->
Perbedaan data pasien Covid-19 sebelumnya terjadi antara pemerintah pusat dan beberapa pemerintah daerah—misalnya, dengan Kota Semarang. Satgas Percepatan dan Penanganan Covid-19 beberapa kali mengatakan jumlah kasus positif di kota itu mencapai 2.591 orang. Namun, dalam situs resmi covid-19 Kota Semarang, jumlah kasus positif pada hari yang sama hanya 507 orang.
Adanya perbedaan data juga sempat diungkapkan Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi. Beda data terjadi di Rumah Sakit Darurat Corona Wisma Atlet versi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
“Pak Menko berkoordinasi dengan Pak Anies terkait beberapa hal, seperti potensi dampak jika PSBB diperketat, dan juga perbedaan data pasien di Wisma Atlet yang dimiliki Pemprov dengan data resmi Satgas Covid-19,” kata Jodi, 10 September lalu, tanpa menyebut detail selisih angka yang dimaksud.
Adanya perbedaan data mendorong Luhut berencana meninjau langsung Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta.
Baca juga: Tangani Covid-19, Luhut Batasi Wisatawan Masuk Bali Selama Dua Pekan
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS