Krisis Eropa Semakin Dalam, Pemimpin Berjanji Selamatkan Bank  

Reporter

Editor

Senin, 6 Oktober 2008 08:50 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Masalah kredit global semakin dalam di Eropa saat para pemimpin pemerintahan berjanji akan menalangi bank-bank bermasalah dan melindungi pemilik deposito.

BNP Paribas SA akan mengambil kendali unit Fortis di Belgia dan Luxemburg setelah upaya pemerintah untuk menjamin stabilitas perusahaan gagal, sementara pemerintah Jerman dan institusi keuangan menyetujui paket penyelamatan US$ 68 miliar untuk Hypo Real Estate Holding AG. Perwakilan Inggris untuk Exchequer Alistair Darling mengatakan Inggris siap untuk melakukan apapun untuk membantu bank-banknya.

Perkembangan terbaru ini muncul sehari setelah pertemuan di Paris ketika para pemimpin empat perekonomian terbesar Eropa menghentikan rencana menyerupai paket talangan US$ 700 miliar pemerintah AS untuk menghadapi krisis keuangan terburuk sejak Perang Dunia II. Meski demikian, mereka setuju untuk bekerja sama membatasi kejatuhan ekonomi, meringankan aturan akuntansi, dan mencari aturan keuangan yang lebih kokoh.

"Hingga saat ini solusi yang muncul belum terkoordinasi, sehingga mungkin saatnya untuk melakukan pendekatan yang lebih terkoordinasi secara global," kata Torsten Slok, ahli ekonomi di Deutsche Bank AG di New York. "Ini bukan hanya masalah AS dan Eropa, ini masalah bank di seluruh dunia."

Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, yang menjadi tuan rumah pertemuan 4 Oktober itu, meminta diadakan petemuan global sesegera mungkin untuk mengimplementasikan reformasi sistem keuangan internasional yang lebih nyata dan komplit. Dia mengatakan semua aktor harus disupervisi, termasuk perusahaan penilai kredit dan pengelola dana. Sistem upah eksekutif juga harus ditinjau, ujarnya.

"Kita menginginkan dunia baru muncul," kata Sarkozy. "Kita ingin membangun basis bagi kapitalisme pengusaha, bukan spekulator."

Menteri-menteri dari negara industri Grup Tujuh akan bertemu di Washington akhir minggu ini.

Sikap oposisi Kanselir Jerman Angela Merkel terhadap aksi kolektif menekankan adanya rintangan terhadap sebuah front Eropa. "Setiap negara harus bertanggung jawab di level nasional," ujarnya dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan itu.

Di tengah upaya untuk menopang institusi keuangan Eropa yang goyang, Perdana Menteri Belgia Yves Leterme mengatakan kemarin BNP Paribas akan membeli 75 persen Bank Belgia Fortis untuk saham senilai 8,25 miliar euro dan membeli operasi asuransi perusahaan Belgia itu. Pemberi pinjaman terbesar di Prancis itu akan mengakuisisi 66 persen saham Bank Fortis di Luxemburg.

Bloomberg/Erwin

Berita terkait

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

21 Oktober 2022

Sri Mulyani: Perekonomian Dunia Akan Terus Tertekan hingga 2023, Indonesia Resilient

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia terus menurun.

Baca Selengkapnya

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

28 September 2022

Ancaman Resesi Global 2023, Luhut: Kita Harus Kompak Hadapi Keadaan

Luhut Binsar Panjaitan meminta Indonesia harus kompak menghadapi ancaman resesi global 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

17 Februari 2020

Ekonomi Dunia Makin Tak Pasti, Pasar Saham Dinilai Paling Rentan

Pasar saham menjadi yang paling rentan terpengaruh oleh dinamika perekonomian global yang diliputi ketidakpastian sejak awal 2020.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

24 September 2019

Sri Mulyani Sebut Perekonomian Global Masih Konsisten Melemah

Sri Mulyani mengatakan data tersebut menyiratkan bahwa sektor pertambangan memang mengalami tekanan yang sangat dalam pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

30 Juli 2019

Core: Perekonomian Dunia Hingga Akhir 2019 akan Tumbuh Lambat

Core menyatakan kondisi perekonomian dunia hingga akhir 2019 diperkirakan tumbuh lebih lambat dibanding 2018.

Baca Selengkapnya

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

10 April 2019

IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 3,3 Persen

IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomiglobal 2019 sebanyak 0,2 persen dari angka dikeluarkan pada Januari lalu.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

27 Agustus 2018

Jokowi Cerita Saat Presiden Bank Dunia Tak Punya Saran untuk RI

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia mesti mengandalkan kemampuannya sendiri agar aman dari dampak ketidakstabilan ekonomi dunia"Saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi. Ya artinya menurut saya internal kita sendiri yang harus diperbaiki," kata Jokowi saat menerima anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 27 Agustus 2018.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

17 Juli 2018

Sri Mulyani Ungkap 3 Tren yang Pengaruhi Perekonomian Dunia

Sri Mulyani menyatakan Indonesia siap menghadapi kondisi perekonomian global tersebut.

Baca Selengkapnya

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

12 Juni 2018

Ketua IMF Ingatkan Suramnya Perekonomian Dunia 2019

IMF memprediksi perekonomian dunia tahun depan hanya tumbuh 3,9 persen.

Baca Selengkapnya