PSBB Jakarta, Organda Minta Pemerintah Siapkan Insentif

Minggu, 13 September 2020 13:54 WIB

Sejumlah calon penumpang membawa barang-barangnnya menuju bus di Terminal Kalideres, Jakarta, 12 September 2020. Aktivitas Terminal Kalideres mengalami peningkatan menjelang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di Jakarta. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta – Organisasi Angkutan Darat atau Organda meminta pemerintah menyiapkan insentif untuk industri transportasi hingga 2021 menyusul penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) total jilid II di DKI Jakarta. Stimulus itu untuk membantu industri bertahan dengan penurunan penumpang yang akan terjadi saat mobilisasi masyarakat dibatasi.

“Pemerintah harus konsekuen. Ketika PSBB diterapkan, industri terdampak seperti transportasi diberikan insentif dalam setahun ke depan,” ujar Sekretaris Jenderal DPP Organda Ateng Aryono saat dihubungi Tempo, Ahad, 13 September 2020.

Ateng mengatakan stimulus yang diharapkan berupa perpanjangan dari bantuan yang semula sudah diberikan. Misalnya relaksasi pajak PPh 21, PPN jasa transportasi darat, hingga keringanan tenor serta bunga pinjaman di perbankan yang jatuh tempo sampai 2021.

Pemerintah DKI Jakarta bakal memberlakukan PSBB total pada esok, 14 September 2020. Kebijakan ini merupakan rem darurat ketika penyebaran virus corona di Ibu Kota makin tak terkendali. PSBB total pernah diterapkan pada April lalu, namun dilonggarkan dua bulan kemudian dengan masa transisi.

Menurut Ateng, seumpama pemerintah menerapkan PSBB total seperti yang berlaku pada April, industri transportasi darat akan kehilangan permintaan jasanya hingga 90 persen. Risikonya, perusahaan pun bakal mengurangi aktivitas dan biaya operasional, seperti merumahkan karyawan hingga melakukan pemotongan gaji 30-50 persen.

Advertising
Advertising

Di samping itu, perusahaan otobus antar-kota bakal menonaktifkan beberapa rute yang dianggap tidak potensial. Operator bus pun akan mengurangi frekuensi pada rute-rute yang masih beroperasi.

Ateng menjelaskan, sejatinya Organda tak keberatan pemerintah menerapkan kembali PSBB di Jakarta. Sebab, upaya pemulihan ekonomi nasional harus dibarengi dengan penanganan penularan wabah yang masif agar pandemi segera berakhir.

Namun, Ateng meminta pemerintah pusat dan DKI Jakarta kompak dalam mengambil kebijakan. Sejauh ini, ia menilai antara pemerintah pusat dan DKI masih terjadi tarik-menarik dalam menetapkan keputusan sehingga pelaku usaha dibuat kebingungan.

“Jujur PSBB ini seolah-olah keputusannya terimbang-ambing. Jadi belum jelas akan seperti apa PSBB kedua ini. Apakah total atau industri tertentu harus dikecualikan,” ucapnya.

Ke depan, Ateng menyarankan pemerintah membuat skenario sebelum memutuskan kebijakan. “Misalnya peningkatan jumlah Covid-19 mencapai titik tertentu, pemerintah menerapkan skenario A. Begitu turun, skenario B diterapkan,” ucapnya. Dengan adanya skenario, masyarakat dan pelaku industri tak lagi meraba-raba keputusan pemerintah.

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

5 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

27 hari lalu

Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir, BRI Optimistis Tak Berdampak Signifikan pada Kinerja

BRI tetap optimistis atas keputusan OJK untuk menghentikan stimulus restrukturisasi kredit terdampak Covid-19.

Baca Selengkapnya

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

27 hari lalu

BPS: Kunjungan Wisman Februari 2024 Naik 11,67 Persen, tapi Masih Lebih Rendah Dibandingkan Sebelum Pandemi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman pada Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

30 hari lalu

Jepang Waspadai Lonjakan Kasus Radang Tenggorokan, Berpotensi Pandemi?

Otoritas kesehatan Jepang telah memperingatkan adanya lonjakan infeksi radang tenggorokan yang berpotensi mematikan

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

54 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

55 hari lalu

Kementerian Kesehatan Diminta Sosialisasikan Apa Itu Penyakit X

Masyarakat yang tidak paham mungkin berpikir penyakit X berarti ada virus baru yang sedang menyebar global seperti Covid-19 yang baru lalu.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

1 Februari 2024

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada 2023 Tertinggi Sejak Covid-19

BPS mencatat kunjungan wisatawan mancanegara pada Desember 2023 mencapai angka tertinggi sejak pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Pernah Kerja Sama dengan Pinjol, Setelah Dievaluasi Tak Diperpanjang

29 Januari 2024

Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Akui Pernah Kerja Sama dengan Pinjol, Setelah Dievaluasi Tak Diperpanjang

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran (FKG Unpad) mengakui pernah bekerja sama dengan sebuah perusahaan pinjaman online alias pinjol.

Baca Selengkapnya