Pandemi, Kredit Bermasalah BCA Naik Jadi 2,1 Persen

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 11 September 2020 08:05 WIB

Aktivasi Debit Online di BCA mobile

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA tidak mampu menahan dampak pandemi Covid-19 terhadap memburuknya kualitas kredit. Padahal selama empat tahun terakhir, BCA mampu menurunkan rasio kredit bermasalah.

Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BCA pada semester I/2020 adalah sebesar 2,1 persen atau naik 0,7 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Padahal, pada semester I/2018, BCA berhasil menurunkan NPL 10 bps menjadi 1,4 persen dari posisi semester I/2017 sebesar 1,5 persen.

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengakui bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri. BCA berkomitmen mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen.

Selama bulan Maret sampai dengan Juni 2020, BCA memproses pengajuan restrukturisasi kredit sebesar Rp 115 triliun atau sekitar 20 persen dari total portofolio kredit yang berasal dari 118.000 nasabah.

"Per tanggal 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat sebesar Rp 69,3 triliun atau 12 persen dari total portofolio kredit," katanya, Kamis, 10 September 2020.

Advertising
Advertising

Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan peningkatan NPL perbankan pada masa pandemi Covid-19 dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan kredit khususnya dari sisi permintaan, terutama kredit modal kerja yang cenderung melambat seiring dengan penurunan aktivitas perekonomian dari sisi produksi. Pada kuartal II/2020, terjadi kontraksi pada hampir seluruh sektor usaha, yang menandakan bahwa pandemi ini berdampak negatif terhadap mayoritas sektor usaha.

Salah satu sektor yang mengalami kontraksi cukup dalam adalah sektor perdagangan, yang terkontraksi sebesar 7,6 persen (year on year/yoy) pada kuartal II/2020. Padahal sektor ini merupakan salah satu sektor terbesar yang menyumbang permintaan kredit dengan proporsi sebesar 17,08 persen dari total kredit. Per Juni 2020, kredit sektor ini mengalami kontraksi kredit sebesar 5,38 persen dengan NPL sebesar 4,59 persen.

"Sektor dari perdagangan ini sendiri berkaitan langsung dengan aktivitas ekonomi masyarakat sehingga tanpa adanya pemulihan ekonomi yang signifikan, maka pertumbuhan kreidt di sektor ini akan terhambat," katanya.

Josua menilai, NPL masih akan mengalami tren kenaikan, terutama dalam beberapa bulan ke depan mengingat PSBB kembali diterapkan di DKI Jakarta sebab akan kembali menghambat aktivitas perekonomian secara umum. Kondisi perekonomian Indonesia dapat terpengaruh oleh PSBB DKI mengingat kontribusi ekonomi DKI Jakarta sekitar 18 persen terhadap perekonomian nasional.

"Dengan kondisi demikian, pemerintah perlu meninjau kembali upaya restrukturisasi kredit UMKM serta korporasi lanjutan mengingat POJK terkait restrukturisasi kredit tersebut akan berakhir pada Maret 2021. Selain itu pemerintah juga perlu mempercepat penyerapan anggaran PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional)," katanya.

Berita terkait

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

6 jam lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

7 jam lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

16 jam lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

18 jam lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

1 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

2 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

3 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya