PSBB DKI Kembali Diterapkan, Ini Deretan Saham yang Bakal Terkoreksi Dalam
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 10 September 2020 10:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB DKI Jakarta yang kembali diterapkan direspons negatif oleh pasar saham. Hal ini terlihat dari kinerja indeks harga saham atau IHSG pada awal perdagangan hari ini anjlok hingga 4,2 persen ke level 4.933.
Dalam publikasi hariannya, RHB Sekuritas memperkirakan sejumlah sektor bakal terpukul akibat pemberlakuan PSBB total tersebut. Beberapa sektor yang dimaksud adalah ritel, transportasi, rumah sakit, mal, jalan tol dan konstruksi.
Analis RHB Sekuritas, termasuk Andrey Wijaya, Michael Setjoadi, dan Andre Benas, menjelaskan, PSBB total di DKI Jakarta merupakan langkah rasional dari pemerintah mengingat laju kasus positif harian Covid-19 DKI Jakarta terus meningkat tajam. Namun begitu, hal ini akan berdampak buruk bagi perekonomian lokal.
"Terutama untuk aktivitas ritel, transportasi, rumah sakit, mal, jalan tol, dan konstruksi,” tulis RHB Sekuritas seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis, 10 September 2020.
Seperti diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan PSBB total mulai 14 September 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menyebutkan bahwa aktivitas perkantoran kembali dibatasi, seluruh tempat hiburan akan ditutup, dan kegiatan belajar berlangsung dari rumah. Sementara tempat usaha restoran dibolehkan untuk tetap beroperasi, tetapi tidak boleh makan di lokasi.
<!--more-->
Lebih jauh RHB Sekuritas memaparkan PSBB total akan memukul sejumlah sektor usaha di antaranya karena pergerakan manusia dan transportasi di wilayah Jabodetabek selama ini menyumbang mayoritas atau sekitar 70-80 persen dari pendapatan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) dan PT Blue Bird Tbk. (BIRD).
Lalu lintas jalan tol juga diprediksi terpengaruh karena mobilitas orang yang lebih lambat di Jakarta. Khususnya, Jalan Tol Dalam Kota Jakarta (Cawang-Tomang-Pluit) yang menyumbang sekitar 9 persen dari pendapatan PT Jasa Marga Tbk. (JSMR).
PSBB juga diperkirakan akan memperlambat aktivitas konstruksi di Jakarta karena protokol kesehatan yang lebih ketat. Penerpan PSBB yang ketat mungkin berdampak negatif bagi operator mal. Padahal, mal baru saja mendapatkan daya tarik setelah diterapkannya pelonggaran PSBB dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, terkait sektor properti, RHB Sekuritas menilai PSBB total tidak akan berdampak material karena penjualan pemasaran sangat rendah dan baru mulai meningkat. Oleh karena itu, RHB Sekuritas cenderung memilih saham properti yang memiliki portofolio kawasan industri dibandingkan dengan yang berfokus terhadap bisnis pendapatan berulang, seperti mal, dan pembangunan.
Sejumlah sektor yang dinilai lebih defensif, menurut RHB Sekuritas, juga masih layak dipertahankan. “Di sisi lain, kami saat ini lebih memilih sektor defensif seperti telekomunikasi, kebutuhan pokok, eksportir CPO, dan tambang logam,” tulis RHB Sekuritas.
BISNIS
Baca: Laba Bersih Ramayana Jeblok 99,1 Persen jadi Rp 5,36 Miliar di Semesteri I 2020