PSBB DKI Kembali Diterapkan, Ini Deretan Saham yang Bakal Terkoreksi Dalam

Kamis, 10 September 2020 10:10 WIB

Karyawan tengah melintas di depan layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Selasa, 21 Juli 2020. Pergerakan IHSG berakhir naik tajam 1,26 persen atau 63,6 poin ke level 5.114,71 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembatasan sosial berskala besar atau PSBB DKI Jakarta yang kembali diterapkan direspons negatif oleh pasar saham. Hal ini terlihat dari kinerja indeks harga saham atau IHSG pada awal perdagangan hari ini anjlok hingga 4,2 persen ke level 4.933.

Dalam publikasi hariannya, RHB Sekuritas memperkirakan sejumlah sektor bakal terpukul akibat pemberlakuan PSBB total tersebut. Beberapa sektor yang dimaksud adalah ritel, transportasi, rumah sakit, mal, jalan tol dan konstruksi.

Analis RHB Sekuritas, termasuk Andrey Wijaya, Michael Setjoadi, dan Andre Benas, menjelaskan, PSBB total di DKI Jakarta merupakan langkah rasional dari pemerintah mengingat laju kasus positif harian Covid-19 DKI Jakarta terus meningkat tajam. Namun begitu, hal ini akan berdampak buruk bagi perekonomian lokal.

"Terutama untuk aktivitas ritel, transportasi, rumah sakit, mal, jalan tol, dan konstruksi,” tulis RHB Sekuritas seperti dikutip dari keterangan resminya, Kamis, 10 September 2020.

Seperti diberitakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kembali menerapkan PSBB total mulai 14 September 2020. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya menyebutkan bahwa aktivitas perkantoran kembali dibatasi, seluruh tempat hiburan akan ditutup, dan kegiatan belajar berlangsung dari rumah. Sementara tempat usaha restoran dibolehkan untuk tetap beroperasi, tetapi tidak boleh makan di lokasi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Lebih jauh RHB Sekuritas memaparkan PSBB total akan memukul sejumlah sektor usaha di antaranya karena pergerakan manusia dan transportasi di wilayah Jabodetabek selama ini menyumbang mayoritas atau sekitar 70-80 persen dari pendapatan PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) dan PT Blue Bird Tbk. (BIRD).

Lalu lintas jalan tol juga diprediksi terpengaruh karena mobilitas orang yang lebih lambat di Jakarta. Khususnya, Jalan Tol Dalam Kota Jakarta (Cawang-Tomang-Pluit) yang menyumbang sekitar 9 persen dari pendapatan PT Jasa Marga Tbk. (JSMR).

PSBB juga diperkirakan akan memperlambat aktivitas konstruksi di Jakarta karena protokol kesehatan yang lebih ketat. Penerpan PSBB yang ketat mungkin berdampak negatif bagi operator mal. Padahal, mal baru saja mendapatkan daya tarik setelah diterapkannya pelonggaran PSBB dalam beberapa bulan terakhir.

Sementara itu, terkait sektor properti, RHB Sekuritas menilai PSBB total tidak akan berdampak material karena penjualan pemasaran sangat rendah dan baru mulai meningkat. Oleh karena itu, RHB Sekuritas cenderung memilih saham properti yang memiliki portofolio kawasan industri dibandingkan dengan yang berfokus terhadap bisnis pendapatan berulang, seperti mal, dan pembangunan.

Sejumlah sektor yang dinilai lebih defensif, menurut RHB Sekuritas, juga masih layak dipertahankan. “Di sisi lain, kami saat ini lebih memilih sektor defensif seperti telekomunikasi, kebutuhan pokok, eksportir CPO, dan tambang logam,” tulis RHB Sekuritas.

BISNIS

Baca: Laba Bersih Ramayana Jeblok 99,1 Persen jadi Rp 5,36 Miliar di Semesteri I 2020

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

18 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Resmi Tutup, Apa Sebabnya?

PT Sepatu Bata resmi menutup pabriknya di Purwakarta yang telah dibangun sejak 1994. Pabrik ditutup imbas kerugian dan tantangan industri.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

2 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

3 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

6 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

10 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

10 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

11 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

11 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

13 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

13 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya