Pemerintah Finalkan Opsi Bandara dan Pelabuhan Calon Super Hub
Reporter
Yohanes Paskalis
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 8 September 2020 07:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah masih menggodok sejumlah kandidat bandara besar yang bakal menjadi super hub internasional alias pintu utama jalur penerbangan asing dari dan menuju Indonesia. Juru Bicara Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, mengatakan lembaganya sudah beberapa kali menampung pembahasan berbagai lokasi yang menonjol sebagai calon bandara jangkar.
“Sudah dibahas beberapa kali, termasuk dengan pelabuhan super hub. Saat ini sedang difinalkan,” ucapnya kepada Tempo, Senin 7 September 2020.
Wacana penataan jalur penerbangan digaungkan Presiden Joko Widodo sejak awal bulan lalu. Dia menginstruksikan pembenahan dua sektor yang mendapat catatan buruk di sepanjang triwulan II 2020 dari Badan Pusat Statistik, yakni penerbangan dan pariwisata.
Menganggap penerbangan kurang terfokus karena banyaknya bandara internasional, Jokowi pun meminta jajarannya menetapkan sejumlah bandara yang akan menjadi super hub penerbangan asing, juga bandara hub yang bakal menjadi poros jalur domestik.
Dari pernyataannya saat itu, terdapat delapan bandara yang dianggap potensial oleh Jokowi. Dua diantaranya dikelola PT Angkasa Pura II (persero), yaitu Bandara Soekarno Hatta di Banten, serta Bandara Kualanamu di Medan. Sementara sisanya berada di ranah PT Angkasa Pura I (persero).
<!--more-->
Tanpa ingin merincikan, Jodi menyebut pembahasan opsi bandara super hub kin dibawa ke ranah Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Namun, usulan itu sudah mengerucut hanya ke beberapa bandara potensial. “Yang pasti mencakup layanan penumpang domestik, internasional, dan kargo,” ujar dia. Hingga berita ini ditulis, Tempo belum mendapat respons Bappenas mengenai pembahasan usulan tersebut.
Kepala Bagian Kerjasama Internasional, Humas, dan Umum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Budi Prayitno, pun tak banyak berkomentar. “Calon bandaranya masih dibahas di lintas lembaga,” kata dia.
Untuk menaikkan daya “jual”, para operator bandara pun sudah berupaya menggenjot layanan di bandara masing-masing. Sekretaris Perusahaan Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan, mengatakan enam bandara entitasnya yang dicalonkan sebagai super hub memiliki keunggulan masing-masing. “Tapi fungsinya berhubungan satu sama lain,” kata dia.
Handy mencontohkan dengan Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali dan Bandara Sam Ratulangi di Manado yang unggul dari segi geografis dan kekayaan alam, sehingga tepat sebagai penunjang destinasi pariwisata prioritas. Ada juga Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo yang berpotensi sebagai kawasan terpadu dengan lahan total seluas 583 hektare.
Bandara Juanda di Surabaya pun tak kalah karena menjadi jalur bisnis kota terbesar kedua di Indonesia. Ada juga Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar yang merupakan hubpenerbangandomestik menuju wilayah timur Indonesia, serta BandaraSepinggan di Kalimantan Timur yang menjadi calon ibu kota negara.
<!--more-->
Corporate Communication Strategic Lion Air, Danang Mandala Prihartono, mengatakan manajemennya hanya perlu menyesuaikan operasi bila terdapat kebijakan baru terkait jalur penerbangan dalam negeri. Namun, dia mengakui perlu ada evaluasi tingkat permintaan bila maskapai harus memindahkan rute. “Kami selalu bergerak berdasarkan itu.”
Senada, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan perusahaannya pun akan menyesuaikan operasi sesuai keperluan. “Nanti bila itu (penentuan hub) sudah diputuskan,” katanya kepada Tempo.
Baca juga: 8 Bandara Dikabarkan Turun Kelas, Kemenhub: Masih Dibahas Internal
FRANSISCA CHRISTY ROSANA | YOHANES PASKALIS