Rizal Ramli: Jika Saya Presiden, Orang Lebih Bangga Jadi Petani Ketimbang Ojek

Senin, 7 September 2020 18:26 WIB

Rizal Ramli menjawab pertanyaan wartawan saat akan mengajukan judicial review tentang threshold atau ambang batas pemilihan Presiden ke Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Jumat, 4 September 2020. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom senior Rizal Ramli mengatakan, untuk membuat petani sejahtera harus didului dengan penerapan kebijakan harga atau pricing policy. Menurut Rizal, pricing policy akan mendorong petani meningkatkan produksinya sehingga mereka akan mengalami keuntungan berlipat setiap kali panen.

“Kalau saya jadi presiden, tiap panen petani harus tambah untung 15 persen. Dalam waktu 5 tahun, pendapatan (petani) naik dua kali lipat. Sehingga, orang lebih bangga jadi petani daripada sopir ojek,” ujar Rizal dalam diskusi virtual Political and Public Policy Studies (P3S), Senin, 7 September 2020.

Kondisi tersebut, kata Rizal, telah terjadi di Jepang. Menurut Rizal, kesejahteraan petani di negeri matahari terbit itu telah berada di level makmur karena pemerintah mendukung produksi lahan dengan berbagai insentif sehingga kebijakan harganya terjaga.

Rizal menjelaskan, pada era Orde Baru, sejatinya pemerintah pernah menerapkan pricing policy dengan menjaga rasio gabah dan pupuk dengan perbandingan 3:2. Kala itu, menurut dia, pemerintah memberikan subsidi pupuk kepada petani sehingga rasio keduanya cukup besar.

Hasilnya, setiap kali panen, petani memperoleh keuntungan 50 persen. Namun hari-hari ini, Rizal mengatakan rasio keduanya sangat rendah, bahkan minus. Musababnya, pemerintah tidak lagi mendukung petani dengan insentif pupuk untuk meningkatkan produksi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Alih-alih memberikan kemudahan, pemerintah justru mengeluarkan kebijakan bantuan sosial berbasis kartu-kartu yang dinilai cukup menyulitkan petani. “Presiden kita ini senang sekali dengan kartu-kartu. Kartu-kartu ini bukan mengatasi masalah. Petani sama saja ribet mengurus prosesnya (untuk mendapatkan bantuan),” katanya.

Di saat yang sama, Rizal mengklaim harga pupuk terus melambung sehingga petani kian buntung. Ia mengakui bahwa subsidi pupuk pada masa lalu berpotensi bocor hingga 20 persen. Namun, kata dia, setidaknya subsidi ini lebih mengatasi masalah ketimbang terbitnya kartu-kartu bantuan.

“Jadi yang kita perlukan bagimana caranya meningkatkan produktivitas, meningkatkan insentif petani. Caranya bagaimana harus diatur setiap kali panen dia untung,” ucap mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu.

Pemerintah memang mulai menggunakan mekanisme Kartu Tani dalam penyaluran distribusi dana untuk subsidi pupuk pada 2020. Sosialisasi penggunaan Kartu Tani telah dilakukan sejak 2018 di wilayah Bali, Jawa, dan Nusa Tenggara.

Hingga 30 Agustus 2020, Kementerian Pertanian telah menyalurkan 104 persen persen pupuk subsidi kepada petani. Jumlah itu setara dengan 475.818 ton pupuk dari ketentuan Distan sebesar 457.188 ton.

Baca juga: Trending Bisnis: Rizal Ramli Kritik Menkeu Soal Resesi, Uang Pulsa PNS Akan Naik

Berita terkait

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

6 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

10 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

1 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

2 hari lalu

5 Presiden Indonesia yang Juga Petinggi Partai, Tak ada Nama Jokowi

Jokowi jadi satu-satunya presiden Indonesia yang dipecat dari partai, inilah 5 Presiden Indonesia yang juga menjadi petinggi partai.

Baca Selengkapnya

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

3 hari lalu

Fakta Uzbekistan, Negara Asal Imam Bukhari yang Pernah Dicengkram Uni Soviet

Uzbekistan, tempat kelahiran Imam Bukhari, seorang periwayat hadis yang dihormati.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

6 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Berapa Harta Kekayaan Prabowo Subianto?

7 hari lalu

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Berapa Harta Kekayaan Prabowo Subianto?

Jumlah harta kekayaan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mencapai Rp 2,04 triliun. Berikut Rinciannya.

Baca Selengkapnya

Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

7 hari lalu

Sama-sama Bantu Presiden, Apa Beda Kedudukan Wakil Presiden dengan Menteri?

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya Presiden dibantu Wakil Presiden. Presiden juga dibantu para menteri. Lalu, apa bedanya Wapres dengan menteri?

Baca Selengkapnya

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil, Pengrajin Pigura Panen Pesanan

7 hari lalu

KPU Tetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil, Pengrajin Pigura Panen Pesanan

Pengrajin pigura bergambar Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mulai marak usai penetapan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Baca Selengkapnya