Sri Mulyani: Pasar Keuangan Global Mulai Kembali ke Kondisi Sebelum Covid-19

Rabu, 2 September 2020 14:55 WIB

Gaya Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat dengan Komisi XI DPR RI membahas Asumsi Dasar Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) dan RAPBN 2021. Foto ini diunggah di Instagram pada Rabu, 24 Juni 2020. Instagram.com/@smindrawati

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi pasar keuangan global saat ini relatif membaik apabila dibandingkan dengan kondisi volatilitas akibat kepanikan pada April dan Mei lalu.

"Di lihat dari sisi pasar keuangan, yaitu MOVE index dan VIX index yang menggambarkan volatilitas, tampak kembali seperti pra covid atau sepanjang 2019," ujar Sri Mulyani dalam rapat bersama Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 2 September 2020.

Perbaikan juga terjadi pada pasar saham. Sri Mulyani mengatakan pemulihan mulai terlihat pada pasar saham baik di negara maju maupun negara berkembang. Sebelumnya, pasar modal sempat dilanda kepanikan pada awal penyebaran Covid-19, yaitu pada Maret dan April lalu.

Seiring dengan pemulihan di pasar saham, arus modal ke negara-negara berkembang juga mulai masuk kembali. "Indonesia sempat mengalami arus modal keluar pada Maret hingga Mei yang mencapai Rp 140 triliun, Sekarang mulai masuk. Ini yang beri dukungan pemulihan di negara emerging," kata Sri Mulyani.

Di samping perbaikan di pasar keuangan, Sri Mulyani mengatakan harga komoditas juga mulai pulih meskipun masih belum mencapai harga pada asumsi APBN 2020 awal. Harga minyak mentah, misalnya, yang kini telah berada di kisaran US$ 42-45 per barel.

<!--more-->

"Ini masih di bawah US$ 60 per barel yang menjadi asumsi awal, namun apabila dibandingkan dengan Mei yang sempat mendekati negatif zone, sekarang relatif membaik," ujar dia. Perbaikan harga juga terjadi pada komoditas lain, misalnya harga batu bara, minyak sawit, dan emas.

Dari sisi produksi, Sri Mulyani mengatakan Purchasing Managers' Index manufaktur Indonesia mulai masuk ke level ekspansif, yaitu di angka 50,8, setelah sebelumnya mengalami kontraksi. Pemulihan ini juga terjadi di beberapa negara lain yang indeksnya sebelumnya sempat anjlok ke kisaran 20-30.

"Meskipun, negara tetangga seperti Malaysia, Filipina dan Thailand mereka masih sedikit di bawah 50. Belum menembus angka 50 yang merupakan benchmark kegiatan manufaktur yang ekspansif," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Sri Mulyani: Hingga Semester I 2021 Pemulihan Ekonomi Belum Full Power

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

5 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

6 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

12 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

2 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya