Asosiasi Prediksi Nilai Ekspor Alas Kaki Anjlok pada Kuartal III 2020

Selasa, 18 Agustus 2020 17:30 WIB

Pembuatan sepatu kulit di Pusat Industri Kecil, Jakarta, 7 Mei 2018. Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang naik disebabkan karena naiknya produksi industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki, sebesar 18,87 persen Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai ekspor alas kaki selama 7 bulan pertama 2020 tercatat masih tumbuh tinggi. Namun demikian, pelaku industri menyatakan realisasi tersebut tidak mencerminkan kondisi industri alas kaki nasional.

Badan Pusat Statistik (BPS) mendata nilai ekspor alas kaki nasional pada Januari-Juli 2020 naik 10,55 persen menjadi US$2,86 miliar dari realisasi Januari-Juli 2019 senilai US$2,58 miliar. Pertumbuhan nilai ekspor tersebut didorong oleh ekspor sepatu olah raga ke Amerika Serikat.

"Sebenarnya 10 persen ini lebih rendah dari [realisasi Januari-Juni] kemarin yang sekitar 13 persen. Secara kumulati ada penurunan, cuma penurunannya masih lebih tinggi dari [realisasi] tahun lalu," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Firman Bakrie kepada Bisnis, Selasa 18 Agustus 2020.

Firman menyatakan realisasi ekspor pada awal semster II/2020 merupakan hasil kontrak antara industri dengan buyer yang memiliki modal kerja kuat seperti merek Adidas dan Nike. Menurutnya, nilai ekspor alas kaki baru akan terlihat merosot pada akhir kuartal III/2020.

Firman menyatakan pertumbuhan nilai ekspor disebabkan oleh kegiatan ekspor hasil produksi pabrikan per Mei 2020. Namun demikian, utilisasi pabrikan per Juli telah anjlok ke level 32 persen.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Utilisasi pabrikan alas kaki berorientasi ekspor masih berada di kisaran 70-100 persen, sedangkan secara konsolidasi berada di di level 70 persen. Namun demikian, per Juli 2020 utilisasi pabrikan alas kaki berorientasi ekspor telah turun ke bawah level 50 persen.

Firman meramalkan nilai ekspor alas kaki masih akan positif hingga Agustus 2020. Namun demikian, pihaknya tidak dapat memastikan tren pertumbuhan positif tersebut dapat berlanjut lantaran kontrak ekspor alas kaki telah habis per Juni 2020.

"Kami tidak berharap ini membuat pemangku kepentingan menganggap industri alas kaki baik-baik saja karena masih bisa ikut menyelamatkan kondisi ekonomi nasional dengan aktivitas ekspor. Kondisi kami sama dengan sektor manufaktur lain yang juga terpukul akibat pandemi," ujarnya.

Hingga saat ini, Firman menyatakan pabrikan yang berorientasi ekspor maupun domestik masih belum melihat titik cerah. Menurutnya, September 2020 masih akan menjadi penentu pertumbuhan utilisasi pabrikan alas kaki.

Seperti diketahui, pabrikan alas kaki membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan untuk menyiapkan permintaan pasar. Adapun, produksi pada September akan disiapkan untuk permintaan pasar Natal dan Akhir Tahun 2020.

<!--more-->

Pada awal tahun, Firman meramalkan nilai ekspor alas kaki akan rebound dari penurunan nilai ekspor 2019 atau tumbuh sekitar 13 persen secara tahunan pada akhir 2020. Namun demikian, pandemi Covid-19 membuat Asprisindo merevisi target tersebut menjadi kembali tumbuh di zona merah.

"Penurunannya [nilai ekspor alas kaki] tidak akan sampai 13 persen [lagi]. Mungkin masih double digit turunnya, sekitar 10 persen. Tapi, ini tergantung kondisi [permintaan] September 2020," katanya.

Berita terkait

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

7 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

8 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

10 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

11 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya