Sektor Potensial Era New Normal, Bank Indonesia Sebut Pertanian hingga Kerajinan

Minggu, 16 Agustus 2020 14:20 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen, Bank Indonesia, Budi Hanoto, mencatat sejumlah sektor bisnis UMKM yang potensial di masa new normal ini. Sebab, kinerja sektor ini di tengah pandemi masih terus meningkat.

"Pertanian dengan derivasinya, karena dia langsung ke bahan makanan, kebutuhan pokok," kata Budi dalam acara BI Talk di akun youtube Bank Indonesia, pada Sabtu, 15 Agustus 2020.

Selain itu, ada juga sektor kerajinan yang sudah mulai meningkat, dari sebelumnya yang sempat terpukul. Lalu, sektor industri jasa dan perdagangan.

Dari pantauan BI, Budi menyebut sektor perdagangan ekspor impor memang masih tertekan. Akan tetapi untuk sektor perdagangan retail makanan minuman, tren masih terus meningkat. Sehingga, sektor ini dinilai masih potensial berkembang di era new normal saat ini.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) juga sudah merilis data pertumbuhan PDB menurut lapangan usaha sepanjang triwulan II 2020. Dari data yang dikumpulkan, sektor pertanian ternyata menjadi salah satu sektor yang masih tumbuh positif di tengah pandemi.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Kinerja sektor pertanian pada April hingga Juni, lebih tinggi dari Januari hingga Maret 2020. Sektor ini tumbuh paling tinggi 16,24 persen untuk (quartal-to-quartal/qtq).

Selain itu, sektor pertanian juga tumbuh 2,19 persen untuk (year-on-year/yoy). Di atasnya, ada beberapa sektor lapangan usaha lain yang juga masih tumbuh, saat sektor lain terjerembab. Di antranya adalah Informasi dan Komunikasi (10,99 persen yoy), pengadaan air (4,56 persen yoy), jasa kesehatan (3,71 persen yoy), dan real estate (2,3 persen yoy).

Di sektor pertanian misalnya, kenaikan tertinggi terjadi pada sub-sektor lapangan usaha tanaman pangan hingga 34,77 persen qtq dan 9,23 persen yoy. Secara kumulatif sepanjang tahun, penurunan pun tipis, hanya minus 0,04 persen ctc.

Selain tanaman pangan, ada juga sub-sektor industri makanan dan minuman yang masih tumbuh 1,87 persen qtq dan 0,22 persen yoy. Secara kumulatif sepanjang tahun pun masih tumbuh positif, 2,03 persen ctc.

Hanya saja, ada sub-sektor penyediaan makan dan minum yang tumbuh minus 17,86 persen qtq dan minus 16,81 persen yoy. BPS menyatakan penurunan ini terjadi karena pola konsumsi masyarakat, memasak, dan makan di rumah menjadi lebih populer.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

6 jam lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

11 jam lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

2 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

3 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

3 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

4 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya