Luhut Klaim Penanganan Covid-19 Membaik, Tingkat Kesembuhan Hampir 66 Persen
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 14 Agustus 2020 14:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim penanganan pandemi corona di Indonesia kian hari semakin membaik. Dari sisi kesehatan, ia menyatakan tingkat kesembuhan pasien penderita Covid-19 terus meningkat.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan hampir ke 30 ribu orang per hari dan case-nya makin lama makin turun. Jumlah naik, infected-nya makin lama makin turun dan recovery rate naik hampir 66 persen," kata Luhut saat mengisi seminar di Universitas Indonesia, Jumat, 14 Agustus 2020.
Ia pun menyatakan daerah dengan kurva kesembuhan di bawah 50 persen saat ini hanya tinggal dua hingga tiga provinsi. Sebagai upaya dukungan terhadap daerah-daerah itu, Luhut berujar telah berkomunikasi langsung dengan pimpinan setempat untuk menyelesaikan kendala-kendala yang dihadapi.
Namun, meski tingkat kesembuhan menunjukkan tren positif, Luhut memastikan pemerintah masih mengontrol penyebaran Covid-19 di enam provinsi yang dianggap memiliki penularan tertinggi dengan total kontribusi terhadap keseluruhan kasus sebesar 68,6 persen. Beberapa di antaranya adalah Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur.
Sedangkan dari sisi ekonomi, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan itu mengklaim Indonesia telah mengambil langkah yang tepat, seperti menggencarkan program stimulus hingga mendorong anggaran supaya dimanfaatkan untuk belanja dalam negeri. Adapun saat ini, negara mengalokasikan anggaran hampir Rp 700 triliun untuk penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Luhut lalu mengklaim Indonesia mendapatkan banyak pujian atas upaya penanganan Covid-19. Beberapa pihak bahkan disebut telah mengapresiasi sikap Indonesia yang tidak memutuskan lockdown seperti negara-negara lain, meski dulu sempat dikritik hingga didesak untuk mengambil kebijakan tersebut.
"Gimana Indonesia lockdown? Anda mau lockdown, bubar semua. Ketidakpahaman tentang demografi negara kepulauan bisa membuat Anda mengambil keputusan yang salah," kata Luhut.
Baca juga: Cerita Luhut Soal Jokowi yang Tiba-tiba Cek Penyaluran Bantuan Sosial