Bos Gojek Buka-bukaan Soal Rumor Strategi Investasi 'Bakar Uang'

Sabtu, 8 Agustus 2020 11:41 WIB

Andre Soelistyo, Kevin Aluwi dan Nadiem Makarim. Gojek.com

TEMPO.CO, Jakarta - Co-CEO Gojek Andre Soelistyo menjawab rumor terkait strategi investasi 'bakar uang' yang banyak dikaitkan dengan perusahaan rintisan. Strategi bakar uang identik dengan pemberian subsidi terhadap pelanggan sehingga harga produk yang dijual di aplikasi lebih rendah dibandingkan dengan nilai sebenarnya.

"Mungkin istilah bakar uang sedikit tidak terlalu representatif. Strategi yang kami jalankan ya seperti banyak bisnis yang lain, yaitu investasi," tutur Andre saat mengisi diskusi virtual program Ini Budi yang ditayangkan live di Instagram Tempodotco, Sabtu, 8 Agustus 2020.

Dalam perusahaan berbasis aplikasi, Andre mengatakan realisasi investasi yang dijalankan berbeda dengan perusahaan konvensional. Pada bisnis-bisnis tradisional, umumnya perusahaan akan mengucurkan modal untuk belanja aset-aset tetap. Misalnya, perusahaan telekomunikasi yang gencar berinvestasi dengan membangun tower untuk membuka koneksi atau jaringan.

Sedangkan di bisnis startup, perusahaan tidak akan terlalu banyak membelanjakan modalnya pada aset-aset tetap seperti perusahaan konvensional. Investasi perusahaan rintisan ini akan lebih banyak dikucurkan untuk edukasi pelanggan agar mengenal produk yang dijual melalui platformnya.

"Jadi ini untuk edukasi masyarakat dan mitra bisnis terhadap servis baru. Jika mereka sudah terbiasa dan jadi daily life, behaviour baru terbentuk," tutur Andre.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Dengan strategi investasi seperti ini, perusahaan pun memiliki kesempatan untuk memberikan servis terbaiknya hingga akhirnya terbentuk sebuah ekosistem baru. Sehingga pada akhirnya, perusahaan akan berkontribusi memberikan pertumbuhan pendapatan bagi mitra-mitranya.

Meski begitu, strategi investasi yang kondang disebut bakar uang ini diakui tidak akan dijalankan terus-menerus. "Kalau dilihat dalam 1-2 tahun terakhir, secara bisnis sudah mulai lebih sustainable, konsumen juga sudah lebih appreciate dari servis yang dilakukan platform," ucap Andre. Jadi, konsumen tidak berkeberatan seumpama harga yang ditawarkan dalam aplikasi mengalami kenaikan.

Kendati mengakui menjalankan strategi bisnis tersebut, Andre menyebut ongkos yang dikeluarkan perusahaannya masih tergolong kecil dibandingkan dengan perusahaan serupa lainnya yang terlihat lebih agresif. Apalagi, ia mengklaim Gojek adalah perusahaan milik anak bangsa yang dibentuk atas modal nekat.

"Banyak kompetitor yang dapat duit dari mana, dan mereka ingin market share dan strateginya lebih agresif. Itu terjadi apalagi di zaman (perusahaan rintisan) yang hot banget," kata Andre.

Baca juga: Gojek Blak-blakan Soal Penundaan Rencana Investasi pada Masa Pandemi

Berita terkait

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

20 jam lalu

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

Ada beberapa cara tutup akun Gojek yang bisa dilakukan. Penutupan akun bisa dilakukan apabila Anda berencana mengganti layanan. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

1 hari lalu

Perjanjian Pranikah, Perhatikan Ketentuannya

Perjanjian pranikah atau perjanjian pisah harta dilakukan kedua pasangan memiliki pendapatan atau bisnis sendiri masing-masing.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

2 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

5 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

5 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

8 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

10 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

10 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

15 hari lalu

10 Prospek Kerja Jurusan Bisnis Digital, Ada Digital Marketer hingga SEO Specialist

Berikut ini deretan prospek kerja jurusan Bisnis Digital, di antaranya digital marketing, data analyst, product manager, hingga SEO specialist.

Baca Selengkapnya