TEMPO.CO, Jakarta – Manajemen perusahaan multiaplikasi Gojek menunda sejumlah rencana investasi selama masa pandemi Covid-19. Head of Transport Gojek Group, Raditya Wibowo mengatakan perusahaannya mengalihkan sejumlah rencana investasi ke pengembangan jaminan kesehatan, baik untuk mitra pengemudi maupun penumpang.
“Soal apa saja yang ditunda, tadinya kami mau bikin banyak lagi shelter. Tapi dengan adanya masa adaptasi kebiasaan baru, kami jadi lebih fokus ke upaya peningkatan jaminan kesehatan,” ujar Raditya dalam diskusi virtual pada Selasa, 4 Agustus 2020.
Dia menerangkan, Gojek kini telah membangun posko aman di 16 kota di Indonesia. Di posko itu, penumpang dan mitra pengemudi akan memperoleh fasilitas pengecekan suhu dan penyemprotan disinfektan.
Di samping itu, perusahaan akan memberikan perlengkapan keamanan. Perlengkapan yang dimaksud berupa masker, penutup kepala, hingga sanitizer. Raditya memastikan bahwa perseroannya terus mendukung upaya pencegahan penyebaran penyakit Covid-19.
Adapun khusus bagi pengemudi, Gojek memperluas pemasangan partisi atau sekat pelindung, baik bagi mitra pengemudi ojek maupun taksi online (GoCar). “Kami memiliki tujuan, semua armada nantinya akan terpasang sekat pelindung,” tutur Raditya.
Kendati mengalihkan fokus investasi perusahaan ke sektor kesehatan, Raditya memastikan rencana pengembangan fasilitas Gojek, seperti shelter, tetap berjalan. Saat ini, tutur dia, perusahaan telah memiliki 35 shelter dan jumlah ini akan terus meningkat.
Raditya tidak menggamblangkan total nilai investasi yang tertunda. Namun, ia menyebut angka pergerakan penumpang selama pandemi berkurang. Apalagi, pemerintah sempat melarang ojek online beroperasi selama PSBB.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA