Pertumbuhan Ekonomi Kembali Minus, Filipina Masuk Jurang Resesi Ekonomi
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 6 Agustus 2020 11:29 WIB
Dengan rekor pengangguran tertinggi yang diperkirakan akan naik dalam beberapa bulan mendatang, menurut Mapa, perilaku konsumsi diyakini tak akan bisa bergerak lebih kencang. "Terlebih lagi dengan jumlah kasus Covid-19 yang masih meningkat."
Sebelumnya, pemerintah telah memerintahkan sejumlah kegiatan bisnis untuk ditutup dan pergerakan dibatasi lagi di Manila dan provinsi terdekat. Padahal hal tersebut menyumbang seperempat populasi negara dan sebagian besar aktivitas ekonominya.
Filipina mencatat 115.980 infeksi yang dikonfirmasi pada Rabu. Artinya, satu level setelah Indonesia dengan 116.871 kasus, yang merupakan tertinggi di Asia Timur.
Ekonomi Filipina anjlok lebih dalam dari yang diperkirakan pada kuartal kedua, jatuh ke dalam resesi ekonomi untuk pertama kalinya dalam 29 tahun, karena aktivitas ekonomi terpukul oleh kebijakan karantina wilayah.
Dengan inflasi yang diperkirakan akan tetap terkendali sepanjang tahun, bank sentral disebut-sebut memiliki ruang untuk pelonggaran kebijakan lebih lanjut jika diperlukan. Bank Sentral Filipina sebelumnya telah memangkas suku bunga acuan dengan total 175 basis poin tahun ini ke rekor terendah 2,25 persen.
ANTARA