IHSG Masuk Zona Merah, 79 Saham Sentuh Level Auto Reject Bawah
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Senin, 3 Agustus 2020 12:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tenggelam ke zona merah pada sesi perdagangan perdana bulan ini, Senin 3 Agustus 2020. Akibatnya, ratusan saham terkoreksi bahkan menyentuh level auto reject bawah sepanjang sesi perdagangan pertama hari ini.
Laju IHSG sejak awal perdangan amblas ke zona merah, bahkan hingga menyentuh level support 4.928,468. IHSG terkoreksi 2,57 persen atau 132,265 poin ke level 5.017,362 pada akhir sesi pertama Senin ini. Total nilai transaksi di seluruh papan perdagangan mencapai Rp 7,07 triliun.
Sampai dengan akhir sesi pertama, sebanyak 407 saham harus terkoreksi atau parkir di zona merah. Hanya 43 emiten yang menguat dan sisanya stagnan.
“Sebanyak 79 saham terkena auto reject bawah [ARB],” ujar Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo kepada Bisnis, Senin 3 Agustus 2020.
Data BEI menunjukkan, sektor saham infrastruktur menjadi penekan utama IHSG sesi pertama dengan koreksi 3,32 persen. Sektor saham properti menempel di posisi kedua dengan koreksi 3,23 persen. Bursa mencatat tekanan juga dialami sektor saham aneka industri yang terkoreksi 3,03 persen.
<!--more-->
Aksi jual bersih asing turut menekan pergerakan indeks harga saham gabungan en. (IHSG) pada perdagangan hari ini. Rilis Purchasing Managers’ Index (PMI) menjadi pemicunya. Hingga akhir sesi I, aksi jual bersih asing atau set sell mengalir deras, yakni Rp 949,98 miliar. Sejumlah saham big caps menjadi yang paling banyak dilepas asing.
BBRI menempati urutan teratas saham yang paling banyak dilego asing di bursa dengan net foreign sell Rp361,5 miliar. Kemudian ada TLKM dan BBCA yang masing-masing mencatatkan Rp 177,3 miliar dan Rp 123,6 miliar.
Ketiga sahamnya juga mengalami koreksi. BBRI terpantau turun 4,11 persen, kemudian TLKM terkoreksi 3,61 persen, dan BBCA melemah 1,6 persen.
Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya mengatakan rilis data manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers’ Index (PMI) menjadi pemicu aksi jual bersih asing pada perdagangan hari ini. Pasalnya, berdasarkan data yang diterbitkan pagi ini, indeks PMI Indonesia berada di level 46,9 pada Juli 2020, naik dibandingkan Juni 2020 yang berada pada level 39,1. Namun, level ini masih menunjukkan kontraksi karena masih di bawah level 50.
BISNIS