OPEC+ Berencana Tambah Pasokan, Harga Minyak Dunia Naik jadi USD 43,3

Sabtu, 1 Agustus 2020 12:55 WIB

Kilang minyak Arab Saudi. Sumber: EPA/dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia menguat pada perdagangan akhir Juli lalu menjelang rencana OPEC dan sekutu (OPEC+) untuk kembali menambah pasokan pada Agustus 2020.

Pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, 31 Juli 2020, harga minyak WTI kontrak September 2020 naik 0,88 persen atau 0,35 poin menjadi US$ 40,27 per barel. Adapun pada penutupan perdagangan sehari sebelumnya, harga minyak WTI anjlok 3,3 persen ke area US$ 39 per barel.

Sementara harga minyak Brent kontrak September 2020 meningkat 0,84 persen atau 0,36 poin menuju US$ 43,3 per barel.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mengakhiri bulan Juli dengan keuntungan menjelang rencana OPEC + untuk mulai mengembalikan pasokan ke pasar. Sementara itu, pandemi virus corona masih terus menyebar di banyak negara besar.

Sebelumnya pengendalian produksi yang dilakukan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya telah membantu rebound minyak dari kejatuhannya di bawah nol pada bulan April.

Advertising
Advertising

Namun, OPEC + berencana menambahkan lebih banyak pasokan di saat genting, karena kasus virus terus berkembang pesat di beberapa wilayah. Pasar ekuitas naik tipis semalam, menambahkan beberapa dukungan untuk harga minyak mentah.

Rebound harga minyak telah terhenti di dekat US$ 40 per barel dengan meningkatnya infeksi semakin meningkatkan keraguan tentang pemulihan konsumsi yang cepat dan berkelanjutan.

<!--more-->

Arab Saudi dan produsen top lainnya dari Timur Tengah berada di bawah tekanan berat untuk memotong harga minyak mentah mereka, sementara Chief Executive Officer Royal Dutch Shell Plc Ben van Beurden memperkirakan permintaan mungkin tidak melihat pemulihan penuh sampai tahun depan.

"Saya melihat hari ini sebagian besar sebagai koreksi harga dari kepanikan kemarin," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak di Rystad Energy AS.

OPEC + berencana untuk mengembalikan sekitar 1,5 juta barel per hari ke pasar pada Agustus 2020 setelah memotong pasokan global sekitar 10 persen ketika permintaan anjlok.

Perusahaan-perusahaan minyak serpih AS juga mengembalikan produksinya, dengan ConocoPhillips yang terbaru mengumumkan rencana untuk membawa kembali minyak. Continental Resources Inc., Parsley Energy Inc. dan EOG Resources Inc. mengatakan mereka akan mengembalikan beberapa output pada bulan Juli.

"Jika negara-negara penghasil minyak tidak melanjutkan pemotongan terkoordinasi, harga minyak bisa kembali turun di bawah US$ 40," kata Jun Inoue, ekonom di Mizuho Research Institute di Tokyo.

Inoe menyebutkan, meskipun permintaan diperkirakan akan terus pulih dan persediaan diperkirakan akan menurun, laju pemulihan harga minyak diprediksi akan bergerak moderat.

BISNIS

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

5 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

12 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

12 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

12 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

13 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

13 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

14 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

14 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya