Kata Bos BCA Soal Tren Digital Payment

Kamis, 23 Juli 2020 15:51 WIB

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan keterangannya seusai membuka acara BCA Expo Jakarta 2019 yang digelar di International Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, pada Sabtu, 26 Oktober 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan perbankan di Indonesia menghadapi tantangan tren digitalisasi sistem pembayaran atau digital payment di tingkat global. Menurut dia, tren ini sudah diadopsi sejumlah perbankan di negara dengan penduduk besar, seperti Amerika Serikat, Cina, India, termasuk Indonesia.

Akan tetapi, Jahja meyakini perbankan tanah air masih akan mendominasi pembayaran digital untuk pasar tanah air. "Ini masalah siapa yang duluan (menggaet nasabah)," kata Jahja dalam webinar virtual di Jakarta, Kamis, 23 Juli 2020.

Jahja mengatakan digital payment punya karakter tersendiri, berbeda dengan kartu kredit. Untuk kartu kredit, seorang bisa memiliki 10 hingga 20 kartu dan dipilih tergantung promo yang ada. "Tapi untuk rutin payment (digital payment), 2 hingga 3, itu udah kebanyakan," kata dia.

Maka dalam posisi ini, perbankan mana yang mendapatkan kepercayaan nasabah, bakal dipakai. Sepanjang mereka menjaga kualitas layanan dan tidak mengecewakan nasabah mereka. "Jadi asing mau masuk, susah," kata dia.

Tren digitalisasi pembayaran di perbankan di dunia salah satunya terjadi lewat kehadiran WeBank yang didukung China Tencent Holdings Ltd. Meski tidak memiliki kantor fisik, bank ini bisa memberi pinjaman ke konsumen online dan membangun portofolio pinjaman lebih dari US$ 40 mliar.

Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Supriyatno sepakat dengan Jahja. Menurut dia, nasabah akan menentukan pilihan mereka sendiri terhadap digital payment.

Meski sedang ada tren digital payment, Supriyatno menilai pasar yang bisa digarap perbankan ini cukup besar. Karena itu, tidak mungkin akan diurusi oleh satu perbankan saja. Selain itu, layanan yang saat ini ada juga masih tetap digunakan nasabah. "Seperti SMS banking," kata dia.

Sementara itu, Presiden Direktur DBS Paulus Sutisna menilai, perbankan ke depan akan menjadi semakin invisible. Bahkan, ke depan nasabah bisa mengecek langsung tabungan mereka di situs e-commerce dan platform seperti Go-Jek dan Grab.

Sehingga, transformasi teknologi menuju pembayaran digital di seperti di e-commerce juga menjadi salah satu arah bisnis DBS ke depannya. "Ini bagian dari arah digital bank kami," kata dia.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

51 menit lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

1 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

1 hari lalu

5 Tips Agar Tidak Tertipu AI Saat Belanja Online

Pakar Komunikasi Digital bagikan tips agar masyarakat tidak tertipu oleh konten rekayasa teknologi artificial intelligence (AI) saat belanja online

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

3 hari lalu

Ketua MPR Terima Aspirasi APLI tentang Direct Selling di Lokapasar

Bamsoet berpendapat keberpihakan terhadap pelaku industri direct selling sangat penting. Ekosistem ini mampu membuka lapangan lebih dari delapan juta tenaga kerja sebagai distributor.

Baca Selengkapnya

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

3 hari lalu

Alasan Tokopedia Naikkan Biaya Layanan Merchant: Lebih Banyak Campaign untuk Jangkau Konsumen

Platform e-commerce Tokopedia membeberkan alasan menaikkan biaya layanan merchant pada 1 Mei 2024 mendatang

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

4 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

6 hari lalu

Laba BCA Rp 12,9 T pada Kuartal Pertama, Ditopang Restrukturisasi yang Berangsur Normal

Laba bank BCA mencapai Rp 12,9 triliun pada kuartal pertama 2024. Ada sejumlah kredit restrukturisasi yang mulai berangsur normal.

Baca Selengkapnya

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

6 hari lalu

Total Kredit BCA Tembus Rp 835,7 T per Kuartal Pertama, Tumbuh di atas Industri

BCA dan entitas anak membukukan kenaikan total kredit sebesar 17,1 persen secara tahunan menjadi Rp 835,7 triliun para kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

7 hari lalu

Ekonom BCA: Pelemahan Kurs Rupiah Dipengaruhi Konflik Geopolitik Timur Tengah, Bukan Sidang MK

Kepala Ekonom BCA David Sumual merespons pelemahan rupiah. Ia menilai depresiasi rupiah karena ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

10 hari lalu

Sambut Hari Kartini, BCA Sediakan Kredit UMKM Perempuan Berbunga Rendah

BCA menghadirkan program Kredit Multiguna Usaha khusus bagi perempuan pengusaha ataupun usaha yang memiliki mayoritas karyawan perempuan.

Baca Selengkapnya